Keracunan Makan Nasi Berkat Jamiyahan di Brebes, Jumlah Korban Total 90 Orang

Keracunan Makan Nasi Berkat Jamiyahan di Brebes, Jumlah Korban Total 90 Orang

PERAWATAN - Pasien korban keracunan masal akibat makan nasi berkat menjalani perawatan di RSUD Ir Soekarno Ketanggungan. -EKO FIDIYANTO/ RADAR BREBES -

BREBES, DISWAYJOGJA - Warga Desa Kubangjati, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes mengalami keracunan masal usai menyantap nasi kotak. Kejadian berawal pada Jumat 17 Mei 2024 siang telah diadakan kegiatan jamiyahan perempuan di salah satu rumah warga. Kegiatan jamiyahan di Desa Kubangjati RT 001, RW 003 tersebut dihadiri sekitar 70 orang.

Setelah kegiatan selesai, dibagikan makanan berupa nasi berkat dengan kemasan kotak styrofoam dengan menu telor bulat dan sayur tahu. Pada malam hari, warga lingkungan tersebut ada yang mengalami pusing, mual dan diare disertai demam. Pagi harinya, warga mengeluhkan gejala yang sama.

BACA JUGA:Puluhan Warga Kubangjati Brebes Diduga Keracunan Masal Usai Makan Nasi Kotak Berkat

Data Dinas Kesehatan Brebes menyebut, sudah ada 90 warga yang merasakan gejala keracunan. Data itu tercatat pada Minggu, 19 Mei 2024 pukul 04.00 WIB. Sebanyak 69 orang di antaranya menjalani rawat inap. Terdiri dari 43 pasien dewasa dan 11 pasien anak-anak.

Kemudian pasien yang menjalani rawat jalan ada 6 orang dan sudah dipulangkan. Sebagian besar pasien mengalami diare dan dehidrasi ringan-sedang. Termasuk 5 pasien yang sebelumnya dirawat di Puskesmas Ketanggungan.

Kepala Dinkes Brebes Ineke Try Sulistiowati menyebutkan, sampai saat ini ada 90 orang yang mengalami keracunan akibat nasi kotak. Pasien yang menjalani perawatan di RSUD Ir Soekarno Ketanggungan ada 69 orang, dan enam orang di antaranya sudah pulang. Sehingga, saat ini ada 63 yang dirawat di rumah sakit tersebut. Dari 69 orang itu, 11 orang di antaranya pasien anak dan satu ibu hamil.

Sedangkan yang menjalani perawatan di RS Dera Assyifa ada empat orang. Semua pasien menunjukkan kondisi yang semakin membaik, namun rata-rata mereka masih mengeluhkan diare, pusing, dan lemas.

Di RSUD Ir Soekarno Ketanggungan, Brebes dipadati warga Desa Kubangjati, Kecamatan Ketanggungan yang diduga mengalami keracunan massal. Diduga korban keracunan massal akibat nasi kotak berkat jamiyahan ini terus bertambah. Mereka berdatangan ke rumah sakit tersebut menggunakan mobil siaga desa.

Bahkan, sejumlah ruang perawatan di rumah sakit itu tak bisa lagi menampung jumlah pasien yang terus berdatangan. Karena ruang perawatan penuh, pasien banyak yang harus menjalani perawatan di lorong-lorong bangsal rumah sakit.

Beberapa pasien juga terpaksa menunggu di luar gedung rumah sakit karena tak kebagian tempat tidur. Dengan selang infus mereka terpaksa duduk-duduk di teras gedung.

Pasien keracunan masal ini bukan hanya orang dewasa, anak-anak hingga balita juga turut menjalani perawatan di rumah sakit itu. Mereka mengeluhkan gejala yang sama.

”Saya barusan masuk ke rumah sakit. Sudah mengalami mual, pusing, diare itu pada Jumat malam. Sudah dua hari ini, dan akhirnya dibawa ke sini,” kata salah satu pasien, Tohid, 40, yang menjalani perawatan di lorong bangsal.

Dia mengaku, keluhan itu dirasakan setelah dirinya menyantap nasi kotak berkat jamiyahan yang diadakan di desanya. Menurut dia, pasien yang dirawat ini seluruhnya warga satu RT di Desa Kubangjati.

BACA JUGA:Dinkes Brebes Terjunkan Tim Penyelidikan Epidemiologi Sampel Makanan Penyebab Keracunan Masal Warga Kubangjati

”Kita semua masih satu RT, keluhannya sama. Gara-gara makan nasi berkat jamiyahan rutinan itu,” lanjut dia.

Direktur RSUD Ir Soekarno Ketanggungan dr Ali Budiarto menjelaskan, para pasien yang mengalami keracunan masal akibat diduga mengkonsumsi makanan nasi kotak, dimana pasien mengalami sakit kepala, mual, muntah dan dehidrasi.

Puluhan pasien kini ditangani pihaknya dengan memberikan infus dan masih berada di ruang IGD RSUD Ir. Soekarno. Dari 69 pasien dirawat, 11 pasien di antaranya pasien anak-anak.

”Dugaan sementara akibat keracunan. Namun, untuk memastikan kasus keracunan massal ini, kini ditangani pihak kepolisian. Kami fokus pada penanganan kepada puluhan pasien agar tidak mengalami dehidrasi,” tandasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: