187 Rumah Warga Jalan Rambutan Kota Tegal Masih Terendam Banjir

187 Rumah Warga Jalan Rambutan Kota Tegal Masih Terendam Banjir

TERENDAM – Bagas bermain air yang merendam rumahnya yang berada di Komplek Perumahan Jalan Rambutan, Jumat pagi, 22 Maret 2024.-K. ANAM SYAHMADANI/RADAR TEGAL -

TEGAL, DISWAYJOGJA – Sebanyak 187 rumah warga di Jalan RambutanKelurahan Kraton, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal, masih terendam banjir hingga Jumat siang22 Maret 2024.

 

Seperti diketahui, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat mengguyur Kota Tegal pada Rabu, 20 Maret 2024 sejak pukul 22.35 hingga Kamis, 21 Maret 2024, pukul 05.00 lalu menyebabkan sejumlah wilayah dan fasilitas umum terendam.

Di Jalan Rambutan, banjir masih merendam 187 rumah dan menyebabkan 236 kepala keluarga, dan 687 jiwa terdampak yaitu di RT 04, 05, 06, dan 07 RW 07. Berdasarkan pantauan Pusat Pengendalian Operasi Penanganan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tegal yang dilakukan hingga Jumat siang, ketinggian air masih mencapai 10 sampai 20 sentimeter.

BACA JUGA:Kota Tegal Tergenang Banjir, 16.129 Warga Terdampak

Salah satu warga yang rumahnya masih terendam banjir, Arifin, 41, menceritakan, saat terjadi hujan dengan intensitas lebat pada Rabu malam, 20 Maret, di Komplek Perumahan Jalan Rambutan, Kelurahan Kraton, Kecamatan Tegal Barat, rumahnya yang dihuni tiga Kepala Keluarga mulai kemasukan air sejak pukul 01.30 dini hari. Pada saat itu, listrik juga padam.

Air semakin meninggi hingga mencapai satu meter dan memenuhi seluruh ruangan rumahnya, meski telah ditinggikan setengah meteran. Arifin mengungkapkan, dulu, rumahnya merupakan yang paling tingi dibandingkan rumah warga lainnya di Jalan Rambutan 9. Namun, kini justru menjadi yang terendah setelah jalan ditinggikan 75 sentimeter.

Tingginya jalan membuat air melimpas ke sejumlah rumah warga. Selain itu, air tidak bisa keluar ke Sungai Siwatu karena debit air sedang tinggi. Bagi Arifin dan keluarganya, banjir sudah seperti rutinitas. Dia mencatat banjir datang tiga kali dalam setahun dan membuat keluarganya harus menguras secara mandiri. Banjir membuat Arifin dan keluarganya tidak bisa tidur dengan tenang.

BACA JUGA:Tinjau Banjir Jepara dan Demak, Pj Gubernur Jateng Minta Tanggul-Tanggul Sungai Dievaluasi

Saya juga tidak bisa berjualan, karena tidak bisa memasak di sini. Paling tidak libur dua hari,” kata Arifin yang berprofesi sebagai pedagang bakso di Pasar Pagi Kota Tegal. Arifin dan keluarganya berharap ada solusi. Dengan demikian, dia dan warga Jalan Rambutan lainnya bisa terbebas dari banjir yang rutin datang setiap musim penghujan.

Terpisah, Anggota DPRD Kota Tegal dari Daerah Pemilihan Tegal Barat Sugiyono yang rumahnya di Jalan Kurma juga sempat terendam menyampaikan, pada Kamis (21/3) malam dirinnya bersama BPBD Kota Tegal berkeliling ke rumah-rumah warga yang terendam banjir untuk memantau kondisi sekaligus membangikan bantuan nasi ponggol.

Terkait penyebab banjir, Sugiyono berkoordinasi langsung dengan Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Tegal Heru Prasetya dan Kepala Bidang PSDA Emi Mutiah Hidayati karena banyak warga melaporkan mesin pompa di Kolam Retensi Tegalsari terlihat tidak berfungsi karena tidak mengeluarkan air.

BACA JUGA:Cegah Banjir, Sungai di Wilayah Kota Slawi Butuh Normalisasi

DPUPR, ungkap Sugiyono, menjelaskan, mesin pompa di Kolam Retensi Tegalsari dalam kondisi hidup. Namun jika elevasi Kolam Retensi Tegalsari turun dimatikan, menunggu air masuk terlebih dulu. Trash rack di Jalur Lingkar Utara juga sudah bersih. Karena kondisi air laut sedang rob, pintu Kolam Retensi Tegalsari ditutup untuk mengurangi debit yang masuk.

Sugiyono juga mengapresiasi Kepala Pelaksana BPBD Kota Tegal Mochammad Mabbrur yang telah bergerak cepat menerjunkan personelnya ke lokasi banjir dan membagikan ratusan ponggol. “Mas Mabbrur juga mengantar langsung mertua saya dengan kendaraan BPBD Kota Tegal untuk mengungsi ke Griya Santika,” ucap Sugiyono.

Selanjutnya, Sugiyono mendorong normalisasi saluran digencarkan, terutama di Jalan Rambutan yang kondisinya sudah tidak layak fungsi. “Jalan Rambutan sudah ditinggikan, namun masih banjir. Artinya, ada masalah di saluran. Karena itu, saya mendorong normalisasi saluran agar digencarkan,” ungkap politisi Partai Golkar tersebut. (*) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: