Pondasi Longsor, Jembatan Sungai Erang Kabupaten Tegal Terancam Ambruk

Pondasi Longsor, Jembatan Sungai Erang Kabupaten Tegal Terancam Ambruk

LONGSOR - Kondisi Jembatan Sungai Erang di Desa Cilongok, Kecamatan Balapulang yang longsor beberapa waktu lalu.-YERI NOVELI/RADAR SLAWI -

SLAWI, DISWAYJOGJA - Pondasi Jembatan Sungai Erang di Desa Cilongok, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal longsor. Jembatan yang dibangun sejak zaman Belanda itu kondisinya saat ini sangat memprihatinkan dan terancam ambruk.

Diketahui, jembatan tersebut merupakan akses vital sebagai penghubung antartiga kecamatan. Yakni Kecamatan Balapulang, Bojong dan Jatinegara. Setiap hari, mobilitas di atas jembatan itu sangat tinggi.

Toipin, 42, warga Desa Kedungwungu, Kecamatan Jatinegara menuturkan, pondasi yang longsor berada di sebelah kanan Jembatan Sungai Erang.   

Selain longsor, badan jembatan juga sudah berlubang. Kondisi jembatan sangat rapuh. Meski begitu, jembatan masih aktif digunakan para pengendara. Baik pengendara roda dua, empat bahkan lebih, seperti truk dan lainnya.

BACA JUGA:Presiden Jokowi Resmikan Jembatan Pemali Sisi Utara, Ribuan Warga Brebes Antusias

Toipin mengaku sudah pernah mengusulkan ke Pemkab Tegal agar jembatan yang lebarnya tidak lebih dari 4 meter itu segera diperbaiki. Bahkan kabarnya, sudah sempat dianggarkan melalui APBD II Kabupaten Tegal beberapa tahun lalu. Hanya saja, kala itu ada Covid-19 yang akhirnya anggaran direfokusing.

”Saya sudah pernah menyampaikan bupati terkait jembatan itu. Malah waktu itu, kabarnya sempat dianggarkan. Tapi kena refokusing," kata Toipin yang berprofesi sebagai pengacara, Minggu (11/2).

Dia berharap, jembatan penghubung tiga kecamatan itu segera diperbaiki. Perbaikan tidak hanya pada pondasi, tetapi juga rangka jembatan agar lebih lebar. Dengan demikian, bisa dilewati dua kendaraan roda empat sekaligus.

BACA JUGA:Mulai Dibangun, Nilai Kontrak Pembangunan Jembatan Pandansimo Sebesar Rp814,8 Miliar

"Sekarang kalau ada mobil, harus antre dulu. Karena jembatannya sempit. Makanya itu harus diperlebar,” kata Toipin yang mengaku hampir setiap hari melewati jembatan itu ketika hendak ke Slawi.

Hal senada disampaikan Mubin, 42, warga Desa Cilongok, Kecamatan Balapulang. Dia menuturkan, ketika desanya diguyur hujan deras beberapa waktu lalu, tebing di sebelah kanan Jembatan Sungai Erang mengalami erosi. Termasuk juga pondasi jembatan tersebut.

Menurut dia, jika jembatan itu tidak secepatnya diperbaiki, maka bisa ambruk. Sebagian warga di tiga kecamatan tentunya akan kesulitan beraktivitas. Kendati masih ada jalan alternatif, tapi jaraknya sangat jauh.

”Jembatan ini harus segera diperbaiki. Jangan dibiarkan begitu saja. Kasihan warga yang akan beraktifitas. Karena jembatan itu merupakan akses vital bagi warga di tiga kecamatan,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Tegal Teguh Dwijanto Raharjo melalui Kabid Jembatan dan Jalan Sudarso membenarkan jika pondasi Jembatan Sungai Erang longsor beberapa hari yang lalu.

BACA JUGA:Perkuat Konektivitas Wilayah Selatan DIY, Jembatan Pandansimo Sepanjang 1.900 Meter Mulai Dibangun

Selain karena usia jembatan yang sudah tua, penyebab longsor itu karena diterjang aliran Sungai Erang yang sangat deras. ”Jembatan itu memang sudah tua. Sepertinya dibangun saat zaman Belanda,” kata Darso.

Dia menjelaskan, panjang atau bentangan jembatan sekitar 41,5 meter. Sedangkan lebarnya hanya 3,2 meter dan tinggi abutmen 13 meter. Sementara tebing jembatan yang longsor panjangnya sekitar 25 meter, lebarnya 12 meter dan tingginya 11 meter.

Sejauh ini, lanjut Darso, Pemkab Tegal sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp2,8 miliar untuk memperbaiki jembatan tersebut. Selain itu, DPUPR juga sudah menganggarkan untuk pemeliharaan rutin jembatan tersebut sebesar Rp200 juta di 2024 ini. Namun, walaupun sudah dianggarkan, Darso mengira tidak akan cukup.

”Karena idealnya, anggarannya sekitar Rp10 miliar. Sehingga bisa dirombak total jembatannya,” ujarnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: