Pakar UGM Berikan Tips Kenali Tanda-tanda Wilayah Rawan Longsor, Ini Detailnya
![Pakar UGM Berikan Tips Kenali Tanda-tanda Wilayah Rawan Longsor, Ini Detailnya](https://jogja.disway.id/upload/0c00596afa4cdd93e4fbe54cd8b6eecf.jpg)
Pakar UGM memberikan tips mengenali tanda-tanda wilayah rawan longsor--iStockphoto
JOGJA, diswayjogja.id - Pakar Ilmu Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) memberikan tips mengenali tanda-tanda wilayah rawan longsor.
Hal ini menyusul banyaknya wilayah di tanah air yang mengalami longsor akibat hujan deras yang berlangsung lama.
Penyebab utama dari kejadian tanah longsor ini, menurut akademisi, dipengaruhi curah hujan dengan intensitas sangat tinggi.
Mengacu pada data hujan dari satelit diperkirakan telah terjadi hujan beberapa hari sebelum kejadian longsor dengan intensitas hujan ada yang mencapai 93 mm/hari.
BACA JUGA : Hadapi Ancaman Bencana Longsor, BPBD Kabupaten Sleman Lakukan Beberapa Mitigasi Pencegahan
BACA JUGA : Cuaca Ekstrem hingga Talud Longsor, Warga Yogyakarta Diminta Waspada Tanda Kerawanan Bencana
Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa curah 30 mm per hari atau 63 mm per tiga hari bisa memicu longsor di Pulau Jawa.
Kondisi lingkungan juga memiliki kemungkinan berpengaruh terhadap kejadian longsor ini seperti perubahan fungsi lahan.
Dosen Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Prof Wahyu Wilopo, mengatakan kejadian bencana longsor di Pekalongan ini mengingatkan semua pihak tentang pentingnya melakukan kegiatan mitigasi khususnya pada bencana yang dipicu oleh kondisi hidrometeorologi seperti longsor, banjir ataupun angin ribut yang dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan.
“Jumlah dan dampaknya makin meningkat akibat dipicu adanya perubahan iklim global,” kata Wahyu, Jumat (31/1/2025).
Soal penyebab kejadian longsor ini, diakui Wahyu Wilopo akibat lokasinya yang berada di kaki lereng juga dijumpai morfologi kipas kolovial (Sedimen lepas) dengan kemiringan lereng yang cukup terjal dan material yang agak lepas.
BACA JUGA : Pemkot Yogyakarta Segera Bangun Rumah untuk Warga yang Terdampak Talud Longsor di Ngampilan
BACA JUGA : Jalur Alternatif Yogyakarta-Magelang Longsor, Pemda DIY Anggarkan Rp2 Miliar dan Ditargetkan Rampung 5 Bulan
“Bantuan yang menyusun Petungkriyono adalah batuan vulkanik dan juga endapan hasil runtuhan pada masa lampau yang terdiri dari lempung sampai bongkah,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: jogja.tribunnews.com