Targetkan Komoditas Cabai dan Hortikultura, Bantul Launching Pasar Lelang Piyungam

Targetkan Komoditas Cabai dan Hortikultura, Bantul Launching Pasar Lelang Piyungam

Pasar lelang Piyungan menargetkan konsumen maupun petani wilayah Bantul di sisi Utara dan sekitarnya dengan komoditas cabai dan hortikultura.-DOK.-

DISWAYJOGJA – Kabupaten Bantul telah dilaksanakan launching pasar lelang Piyungan. Dimana pasar lelang Piyungan ini akan menargetkan konsumen maupun petani wilayah Bantul di sisi Utara dan sekitarnya dengan komoditas cabai dan hortikultura.

BACA JUGA:Jelang Nataru, Harga Sembako di Pasar Wates Kulon Progo Naik tapi Stok Masih Aman

”Di Kapanewon Piyungan ini memiliki luas lahan cabai sebesar 15,9 hektar dengan potensi hasil cabai sebesar 127,2 ton. Ini ditujukan untuk menjaga ketersediaan pasokan komoditas cabai di wilayah Bantul dan juga di sekitarnya,” kata Kepala Biro APSDA DIY Yuna Pancawati saat Press Conference Hasil Pemantauan HBKN Natal dan Tahun Baru, Kamis (14/12/2023).

BACA JUGA:Program Sembako Bersubsidi Dilaunching, Dinkop UKM Perdagangan Kota Tegal Libatkan 21 UKM

Pasar lelang Piyungan sementara masih dibuka belum setiap hari, seperti yang dilakukan di Kabupaten Sleman. Pasar ini buka pada Minggu, Rabu, dan Jumat. Sore hari ini dilakukan pukul 16.30 sampai dengan pukul 19.00 WIB. ”Kedepannya nanti akan dibuka setiap hari namun menyesuaikan produksi yang ada,” terang Yuna.

BACA JUGA:Begitu Tiba di Jogjakarta, Jokowi Langsung Bagi-bagi Sembako, Rakyat Senang Ada yang Baru Ketemu Presiden

Yuna menuturkan, kondisi pasokan komoditas pangan pokok di DIY sangat aman. Hal itu telah dipastikan melalui pantauan HGKN Natal dan tahun baru bersama TPID DIY yang telah dilakukan sejak 4-12 Desember 2023 di seluruh kabupaten/kota se-DIY.

BACA JUGA:Dampaknya Parah Banget! Inilah 4 Tips Menghindari Jeratan Hutang Pinjol untuk Mahasiswa

Sementara itu, Asisten Direktur/Kepala Tim Perumusan Ekonomi Kantor Perwakilan BI DIY Arya Jodilistyo menyebutkan, hingga November 2023, berdasarkan rilis BPS, inflasi DIY masih dalam rentang target inflasi nasional, meskipun ada kecenderungan kenaikkan. Dilaporkan, inflasi DIY pada November 2023 sebesar 0,35% (mtm), meningkat dari Oktober 2023 yang sebesar 0,25% (mtm). Secara kumulatif Januari hingga November 2023, inflasi DIY sebesar 2,80% (ytd), sementara pertumbuhan tahunannya meningkat menjadi 3,48% (yoy).

BACA JUGA:Polres Tegal Lakukan Penjagaan Melekat Obyek Penyelenggara Pemilu

“Sebenarnya pasokannya sudah aman, cuma memang siklus musiman inilah yang bergerak, sehingga menyebabkan inflasi itu relatif mengalami kenaikan. Siklus dari inflasi di DIY ini itu tidak terlepas dari kondisi-kondisi seperti yang pertama adalah HKBN, baik itu puasa, Idulfitri dan juga Natal dan tahun baru itu akan cenderung membuat tekanan inflasi kita mengalami kenaikan,” ungkapnya.

BACA JUGA:Megaproyek Dinkes Brebes Tinggal Peresmian, Laboratorium BSL2 Tuntas Digarap

Selain itu, lanjut dia, ada libur anak sekolah yang juga membuat tekanan-tekanan inflasi mengalami kenaikan di DIY. Di sisi lain, Yuna mengaku memliki faktor yang bisa mengerem kenaikan inflasi tersebut. Yakni dari sisi pasokan panen, baik itu padi maupun hortikultura yang membuat tekanan inflasi menjadi lebih terkendali.

Hasil Survei Pemantauan Harga di Minggu I Desember 2023 menunjukkan tekanan inflasi bulan Desember diperkirakan masih akan berlanjut, terutama didorong oleh kenaikan harga cabai merah 30,77% (mtm), emas perhiasan naik 4,33% (mtm), dan gula pasir naik 4,77% (mtm). Tekanan inflasi lebih tinggi didorong oleh kenaikan harga tiket angkutan udara 1,72% (mtm) dan harga tomat 19,92% (mtm). Sementara itu, penurunan harga bensin menahan inflasi di bulan Desember.

Laju inflasi DIY pada 2023 dan 2024 diprakirakan lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya dengan prasyarat kecukupan bahan pangan pokok strategis. Sinergi kebijakan yang lebih kuat antara pemerintah baik pusat dan daerah, serta Bank Indonesia melalui implementasi GNPIP dan optimalisasi pemanfaatan anggaran pemerintah untuk pengendalian inflasi pangan, diharapkan dapat mengarahkan inflasi dalam sasaran inflasi.

Pengendalian inflasi DIY demi mewujudkan keterjangkauan harga sendiri telah ditempuh melalui berbagai kegiatan seperti Optimalisasi Pelaksanaan Pasar Murah/Operasi Pasar yang sudah terlaksana sebanyak 435 kali hingga 26 November 2023. Program tersebut menjadi salah satu unggulan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) DIY. Penguatan pasar murah ini dilakukan hingga ke level terkecil misalnya toko kelontong/pedagang keliling. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: