Jumlah Wisatawan di Jogja Meningkat Selama Libur Akhir Tahun, Bisa Memicu Kenaikan Inflasi?

Jumlah Wisatawan di Jogja Meningkat Selama Libur Akhir Tahun, Bisa Memicu Kenaikan Inflasi?

Aktivitas liburan akhir tahun bisa memicu inflasi di Kota Yogyakarta. -Foto: JPNN-

YOGYAKARTA, DISWAYJOGJA.ID – Meningkatnya jumlah wisatawan di Yogyakarta saat libur panjang akhir tahun, tentunya memberi dampak positif bagi perekonomian.

Kendati demikian, hal tersebut justru bisa menjadi pemicu kenaikan inflasi di Kota Gudeg itu.

Guna mengantisipasi potensi kenaikan inflasi pada Desember yang dipicu oleh aktivitas liburan, Pemerintah Kota Yogyakarta telah berkoordinasi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah.

BACA JUGA:Puncak Arus Mudik dan Balik Saat Nataru 2023 di Jogja, Diperkirakan Pada Tanggal Ini

Asisten Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kadri Renggono mengatakan, salah satu yang paling mereka khawatirkan adalah kenaikan harga sejumlah barang-barang kebutuhan pokok. 

"Ada beberapa skema yang kami siapkan untuk intervensi," kata dia di sela rapat pleno pengendalian inflasi di Yogyakarta, Selasa 20 Desember 2022.

Kenaikan inflasi di Kota Yogyakarta terjadi sejak April yaitu mencapai 4,12 persen dan terus merangkak naik. 

BACA JUGA:Jelang Perayaan Natal, Pemkab Sleman Pantau Eks Napiter

Kenaikan tersebut dipicu oleh langkanya minyak goreng sehingga harga komoditas tersebut melambung tinggi. 

Hingga akhir November, tingkat inflasi di Kota Yogyakarta mencapai 6,54 persen, lebih tinggi dibanding inflasi pada nasional di angka 5,42 persen dan berdasarkan perkiraan dari Bank Indonesia, tingkat inflasi pada Desember berpotensi mengalami kenaikan 0,3 persen. 

Sebelumnya, target inflasi ditetapkan maksimal empat persen sepanjang 2022. 

BACA JUGA:Jangan Sembarangan Buang Sampah di Yogyakarta, Bisa Kena Denda Rp 500 Ribu

Intervensi yang masih memungkinkan untuk dilakukan adalah memastikan komunikasi dan koordinasi antarpihak agar tidak ada kelangkaan bahan kebutuhan pokok di pasar.

"Misalnya, ada salah satu bahan pokok yang ketersediaannya mulai menipis. Maka, dibutuhkan komunikasi dan koordinasi agar ketersediaan bahan pokok tersebut kembali cukup dengan mendatangkan bahan tersebut dari daerah yang surplus," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jpnn