Tragedi Rel Gamping, Tekanan Pikiran Diduga Picu Pejalan Kaki Tertabrak KA Malioboro Ekspres

Tragedi Rel Gamping, Tekanan Pikiran Diduga Picu Pejalan Kaki Tertabrak KA Malioboro Ekspres

Kapolsek Gamping, AKP Bowo Susilo, menjelaskan dugaan penyebab kecelakaan pejalan kaki di perlintasan kereta Gamping, Sleman, Selasa (18/11/2025) dini hari--Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id

BACA JUGA : Program Publik Bertajuk Maring Semedo Disit 2025, Inilah Rangkaian Acara di Alun-alun hingga Trasa Slawi Tegal

BACA JUGA :  Naik Andong di Malioboro Kini Bisa Bayar Pakai QRIS, Dorong Digitalisasi Wisata Yogyakarta

“Kesadaran masyarakat sangat penting. Jalur kereta api bukan hanya berbahaya secara fisik, tetapi juga harus dijaga agar tidak ada insiden yang berkaitan dengan kondisi psikologis seseorang,” tambahnya.

Ia menjelaskan bahwa masinis kereta telah membunyikan tanda peringatan, namun korban tidak menghindar dan tetap berada di rel sehingga tertabrak. 

“Masinis sudah berusaha membunyikan tanda peringatan, tapi korban tetap berada di rel dan akhirnya tertabrak,” lanjutnya.

Ia menambahkan, korban dikenal sebagai pribadi introvert dan cenderung menyendiri. 

“Korban merupakan orang yang introvert, suka menyendiri, dan memiliki beban pikiran terkait keluarganya,” ucapnya. 

Pihak kepolisian juga menegaskan bahwa belum ada indikasi masalah ekonomi atau utang yang memicu insiden ini. 

BACA JUGA : Seorang Warga Tertemper KA Lodaya di Petak Jalan Brambanan–Maguwo, KAI Imbau Waspada

BACA JUGA : Mantan Bupati Sleman Sri Purnomo Resmi Ditahan Terkait Dugaan Korupsi Dana Hibah Pariwisata Rp10,95 Miliar

“Belum ada indikasi masalah ekonomi atau utang yang memicu kejadian ini,” tuturnya.

Peristiwa tragis ini menjadi pengingat bahwa titik-titik perlintasan kereta api bukan hanya berisiko secara fisik, tetapi juga rawan bagi individu yang tengah menghadapi tekanan psikologis. 

Meski jalur kereta seharusnya steril dan aman dari aktivitas warga, insiden ini menyoroti pentingnya kesadaran masyarakat untuk menjauhi rel kereta dan mencari bantuan bila sedang mengalami beban pikiran.

Selain itu, ia menyampaikan bahwa pihaknya masih melakukan pendalaman terkait faktor yang memicu korban berada di rel. 

“Kami masih menindaklanjuti penyelidikan untuk memahami penyebab pastinya, termasuk pemeriksaan terhadap keluarga korban,” imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: