Sri Sultan Soroti Kasus Keracunan MBG di Gunungkidul, Masakan Tak Didinginkan Bisa Picu Bahaya
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Kamis (30/10/2025), menyoroti kasus dugaan keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menimpa ratusan siswa di Kabupaten Gunungkidul. --Dok. Pemda DIY
YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyoroti kasus dugaan keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menimpa ratusan siswa di Kabupaten Gunungkidul.
Sri Sultan menilai, peristiwa tersebut bisa terjadi akibat kurangnya pengawasan terhadap proses pengolahan dan penyimpanan makanan dalam jumlah besar.
Pihaknya menilai persoalan utama bisa saja terletak pada cara pengolahan makanan yang tidak sesuai standar, terutama jika dimasak dalam jumlah besar namun tidak disimpan dengan benar.
“Saya enggak tahu penyebab pastinya, apakah masaknya terlalu pagi atau malam. Tapi kalau makanan dimasak banyak, apalagi untuk ratusan orang, mestinya butuh es batu atau freezer untuk menyimpannya,” ujar Sri Sultan di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis (30/10/2025).
BACA JUGA : Ratusan Siswa Saptosari Gunungkidul Diduga Keracunan MBG, Bupati Endah Turun Tangan
BACA JUGA : Ratusan Siswa SD hingga MAN di Sleman Alami Gejala Keracunan Usai Diduga Konsumsi MBG
Sri Sultan menjelaskan bahwa bahan makanan seperti sayur dan daging sangat rentan rusak bila tidak disimpan dalam suhu dingin.
Dalam kondisi suhu ruang selama beberapa jam, bahan makanan bisa mengalami perubahan warna dan memicu reaksi berbahaya bila tetap dikonsumsi.
“Kalau tidak disimpan di pendingin, lima jam saja bisa kebiru-biruan. Digoreng tetap bisa bikin mabuk. Itu logika saja, tidak perlu dokter untuk tahu,” tegasnya.
Raja Kraton Yogyakarta itu juga menyoroti pentingnya pengawasan langsung dari pihak yang memahami proses dapur. Dia menilai sering kali panitia kegiatan tidak memiliki pengetahuan memadai soal keamanan pangan, terutama bila yang bertanggung jawab bukan orang yang biasa memasak.
BACA JUGA : Kasus MBG di SMAN 1 Yogyakarta, Sri Sultan Ingatkan Bahaya Produksi Makanan Massal Tanpa Fasilitas Memadai
BACA JUGA : Jokowi Sebut Program MBG dan Sekolah Rakyat Sudah Tepat, Tinggal Sempurnakan Teknis
“Masalahnya kadang pelaksana di lapangan itu bapak-bapak yang enggak pernah ke dapur, jadi tidak paham soal bahan makanan. Kalau ibu-ibu biasanya lebih telaten dan tahu tanda-tanda makanan sudah tidak layak,” tuturnya.
Sri Sultan berharap insiden keracunan massal seperti yang terjadi di Gunungkidul tidak terulang.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: