Revitalisasi Jalan Pringgodiningrat Dimulai, Pemkab Sleman Imbau Warga Maklum saat Lalu Lintas Terganggu
Revitalisasi Jalan KRT Pringgodiningrat Sleman, Selasa (14/10/2025). Pekerja tengah menata trotoar dan area hijau--Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id
BACA JUGA : Esti Wijayati Apresiasi Revitalisasi SLB di DIY, Pastikan Anggaran Pendidikan Dialokasikan secara Adil
“Kemarin saya sempat lewat situ juga, ketemu teman dari Inspektorat. Rasanya memang agak lama pengerjaannya. Apalagi di bagian LH, terlihat agak berat juga prosesnya,” ucapnya.
Menurutnya, konsep penataan kali ini mengacu pada pola yang sudah diterapkan di Jalan Afandi (Gejayan), yakni menghadirkan ruang jalan yang lebih tertib, hijau, dan nyaman untuk pejalan kaki.
“Konsepnya nanti sama seperti yang dulu di Jalan Afandi. Awalnya masyarakat memang sempat bertanya, ‘Kenapa sih harus dibongkar? Kan sudah bagus.’ Tapi sebenarnya ini untuk penataan ulang agar lebih nyaman dan estetik,” tuturnya.
Ia menambahkan, proyek ini bukanlah pembangunan baru, melainkan proses peremajaan dan penyegaran tata ruang agar lebih ramah lingkungan. DLH juga memastikan tanaman perdu dan vegetasi kecil yang masih bisa diselamatkan telah diidentifikasi untuk dipindahkan ke lokasi lain.
“Hanya ditata ulang lagi, nanti memang butuh waktu untuk peremajaan. Kemarin sudah diidentifikasi, tanaman perdu yang masih bisa dimanfaatkan akan ditangani di tempat lain,” imbuhnya.
BACA JUGA : Mendikdasmen Lakukan Revitalisasi 16 SLB di Yogyakarta, Dorong Pendidikan Inklusif untuk Semua
BACA JUGA : Pasar Terban Direvitalisasi, Pemkot Yogyakarta dan BPPW PUPR DIY Targetkan Akan Selesai di Juli 2025
Ia menjelaskan bahwa keputusan mengganti beberapa tanaman besar sudah melalui pertimbangan teknis matang. Akar pohon yang terlalu besar dikhawatirkan merusak saluran air yang baru dibangun di bawah pedestrian.
“Yang besar-besar itu, kemarin dipertimbangkan karena di bawahnya ada saluran drainase. Dikhawatirkan kalau dipaksakan malah merusak saluran yang sudah ada,” sebutnya.
Ia menambahkan, tanaman yang masih memungkinkan untuk dipindahkan akan direlokasi ke lokasi lain, sementara yang tidak dapat diselamatkan akan diganti dengan vegetasi baru yang akarnya tidak merusak struktur bawah tanah.
"Sementara yang tidak bisa, akan diganti dengan tanaman baru. Jadi nanti diganti dengan jenis tanaman yang akarnya tidak mengganggu struktur bawah,” tuturnya.
Penataan ulang ini melibatkan dua tahap pekerjaan, yakni pembangunan fisik pedestrian oleh penyedia jasa dan penanaman ulang oleh dinas terkait.
"Kemarin juga sudah dibahas bahwa penyedia hanya membuat pedestrian dan area duduk, sedangkan isi tanamannya nanti akan ditangani oleh dinas terkait,” lanjutnya.
BACA JUGA : Pasar Terban Direvitalisasi, Pemkot Yogyakarta dan BPPW PUPR DIY Targetkan Akan Selesai di Juli 2025
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: