Salah Tangkap Remaja di Magelang: Hanya Cari Motor, Berujung Interogasi dan Kekerasan Polisi

Salah Tangkap Remaja di Magelang: Hanya Cari Motor, Berujung Interogasi dan Kekerasan Polisi

Orangtua korban salah tangkap, Hana Edi Pambudi, saat menceritakan kronologi penangkapan anaknya di rumahnya di Kabupaten Magelang, Jumat (10/10/2025). --Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id

YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Orangtua sejumlah remaja yang diduga menjadi korban salah tangkap oleh Polres Magelang Kota mengadu ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta. 

Mereka meminta kepolisian menyampaikan permintaan maaf dan menghapus data pribadi anak mereka yang telah tersebar di media sosial tanpa izin.

Salah satu orangtua, Hana Edi Pambudi, ayah dari ND, masih mengingat jelas malam ketika hidup keluarganya berubah. Ia tak menyangka, niat sederhana anaknya untuk membeli minuman di Kota Magelang justru berakhir di kantor polisi.

“Waktu itu sekitar jam tujuh malam anak saya main ke Kota Magelang. Dia sempat berhenti di Indomaret dekat Alun-Alun Magelang. Setelah keluar dari toko, motornya sudah tidak ada. Karena panik, dia berusaha mencari motor itu dengan berkeliling sekitar lokasi," katanya, Kamis (9/10/2025). 

Namun, alih-alih menemukan motornya, sang anak justru diamankan oleh petugas karena diduga sebagai pelaku pencurian. Ia baru mengetahui kejadian itu keesokan harinya, setelah anaknya diperbolehkan pulang.

“Katanya dia dibawa ke kantor polisi dan ditanyai soal motor yang hilang, padahal itu motornya sendiri,” tuturnya dengan nada berat.

BACA JUGA : LBH Garuda Kencana Laporkan Komisioner KPU dan Bawaslu Brebes ke KPK

BACA JUGA : AJI dan LBH Pers Protes ke Kapolri, Terkait Intimidasi Wartawan Saat Meliput di Sekitar Rumah Ferdy Sambo

Saat kejadian, ND tidak tahu bahwa di sekitar lokasi sedang berlangsung aksi unjuk rasa. Di tengah suasana ricuh, seorang tentara sempat memberitahunya bahwa sepeda motornya telah dibawa oleh polisi.

“Anak saya panik, karena situasi saat itu memang ramai dan agak chaos. Tentara di lokasi bilang motornya dibawa ke Polresta Magelang. Tapi anak saya takut pergi ke sana karena suasana sedang tidak aman," ujarnya. 

Ketakutan membuat ND memilih untuk tidak pulang malam itu. Ia justru pergi ke rumah temannya di Muntilan dan menginap di sana tanpa memberi kabar. Telepon dari orangtuanya pun tak diangkat, menambah kepanikan keluarga.

“Sekitar jam dua belas malam, kami sudah sangat khawatir. Ia tidak bisa dihubungi sama sekali. Kami baru tahu keesokan harinya bahwa motornya benar-benar dibawa ke kantor polisi," ucapnya. 

Pagi itu, rumah keluarga Hana Edi Pambudi di Kabupaten Magelang terasa lebih hening dari biasanya. 

Setelah semalaman tak bisa tidur menunggu kabar, ia akhirnya menerima pesan singkat dari putranya, ND. Pesan itu hanya berisi satu kalimat pendek 'Takut, motor saya diambil polisi,'

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: