Pekan Seni Grafis Yogyakarta 2025 Hadirkan Pameran hingga Jukil Battle
Ketua Panitia PSGY 2025 Deni Rahman memberikan keterangan pers di Kinoko Art, Bantul, Minggu (28/9/2025), menjelaskan rangkaian pameran seni grafis.--Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id
BANTUL, diswayjogja.id - Pekan Seni Grafis Yogyakarta (PSGY) 2025 resmi diluncurkan melalui konferensi pers di Kinoko Art, Bantul, Minggu (28/9/2025).
Deni Rahman, Ketua Panitia PSGY 2025 mengatakan agenda dua tahunan ini memasuki penyelenggaraan kelima sejak dimulai pada 2017 dan akan berlangsung dengan mengusung empat misi utama, apresiasi, literasi, edukasi, dan kompetisi.
“Sejak 2017, kami didukung penuh oleh berbagai pihak, terutama Kementerian Kebudayaan, untuk menyelenggarakan Pekan Seni Grafis Yogyakarta,” katanya.
Ia menjelaskan, misi pertama yakni apresiasi diwujudkan melalui pameran karya grafis. Tahun ini, pameran difokuskan pada teknik cetak datar dan terbuka untuk masyarakat umum.
“Kami ingin memberikan ruang bagi publik untuk melihat lebih dekat perkembangan seni cetak grafis,” ujarnya.
Misi kedua adalah literasi, yang akan diselenggarakan melalui seminar pada 5 Oktober mendatang. Seminar tersebut mengangkat tema 'Transgenografis, Dari Cetak Balu hingga Logam'.
BACA JUGA : 5 Rekomendasi Smart TV Terbaik dengan Grafis Memukau, Harga di Bawah Rp2 Juta
BACA JUGA : Disperintransnaker Kabupaten Tegal Adakan Pelatihan Desain Grafis
“Lewat literasi, kami berharap wacana seni grafis bisa diperdalam dan dipahami secara lebih luas,” jelasnya.
Selain itu, ada misi edukasi melalui workshop yang berlangsung pada 2–3 Oktober. Workshop ini menyoroti teknik fotografi dan imigrafi dalam seni cetak grafis.
“Edukasi penting untuk memperluas keterampilan, khususnya bagi generasi muda yang tertarik pada seni grafis,” ucapnya.
Adapun misi terakhir adalah kompetisi, dengan dua agenda utama, lomba karya pelajar dan mahasiswa, serta Jukil Battle.
Tahun ini, dewan juri lomba melibatkan praktisi berpengalaman, sementara Jukil Battle akan menghadirkan mantan juara tiga tahun sebelumnya sebagai juri.
“Ini menjadi kekhasan PSGY, dan kami ingin menjaga tradisi tersebut agar semakin hidup,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: