Mengenal Dokter Rafika Augustine, Alumni UMY yang Buka Praktik dengan Tarif Seikhlasnya
Dokter umum lulusan FKIK UMY, dr. Rafika Augustine, seorang dokter umum yang membuka praktik tanpa menetapkan tarif bagi para pasiennya.--Dok. BHP UMY
YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Profesi dokter merupakan garda terdepan penjaminan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkan dan erat kaitannya dengan pengabdian masyarakat.
Namun, masyarakat tak semuanya memiliki kemampuan ekonomi yang memadai untuk mengakses layanan kesehatan bahkan menebus obat.
Hal tersebut menjadi perhatian utama dr. Rafika Augustine, seorang dokter umum yang membuka praktik tanpa menetapkan tarif bagi para pasiennya.
Rafika melakukan praktik di kliniknya sendiri di Ponorogo, Jawa Timur, yang letaknya pun tidak berada di pusat kota. Namun, hal tersebut tidak menghentikan para pasien untuk tetap datang dan berobat sekalipun hingga larut malam.
BACA JUGA : Dokter Supriyatiningsih, Dosen UMY Lakukan Riset IndoCerca Deteksi Dini Kanker Serviks
BACA JUGA : Lahirkan 112 Dokter Baru, UMY Tekankan Tanggungjawab Profesi dan Nilai Keislaman dalam Praktiknya
Walaupun baru menjalankan praktik mandiri selama satu bulan lebih, Rafika sudah bertekad untuk tidak mengenakan tarif dengan tujuan utama meringankan beban pasien, bahkan ia menerima pembayaran hasil tani seperti sayur dan buah.
“Kami ingin menjadi seperti Kyai Ahmad Dahlan, yang walaupun beliau sudah tiada namun masih mendapatkan amal jariyah dengan banyaknya amal usaha yang didirikan oleh Muhammadiyah. Melalui kegiatan kecil-kecilan ini, harapannya kami dapat memulung amal dengan memudahkan dan membantu urusan orang lain, sehingga urusan kami pun dapat dimudahkan oleh Allah,” ujar Rafika melalui BHP UMY, Senin (9/6/2025).
Lulusan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY) tahun 2024 ini telah merasakan suka duka selama delapan tahun menjadi dokter umum di rumah sakit di beberapa daerah, seperti Temanggung, Jawa Tengan dan Ponorogo, Jawa Timur.
Dokter Rafika kerap menemukan pasien yang kesulitan membayar biaya pengobatan, bahkan tidak terdaftar di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
BACA JUGA : Umat Muslim Salat Iduladha di Lapangan Bintang UMY, Momentum Kepedulian Sosial di Tengah Krisis
BACA JUGA : Dipesan Persija Jakarta, UMY Renovasi Lapangan Sepak Bola Berstandar Internasional
Di sisi lain, pasien yang secara penampilannya termasuk golongan yang berkecukupan secara finansial, memiliki BPJS yang biayanya ditanggung pemerintah.
Hal tersebut jugalah yang menjadi alasan kuat mengapa dokter Rafika terdorong untuk membantu pasien yang tidak mampu secara finansial, di daerah kecil yang tidak banyak terdapat fasilitas kesehatan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: