Soroti Kasus Keracunan MBG, 'Aisyiyah Sebut Kurangnya Kontrol Kualitas
Sejumlah siswa tengah makan siang dalam uji coba program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SD Muhammadiyah Suronatan, Selasa (3/12/2024) lalu. --Foto: Anam AK/diswayjogja.id
"Aisyiyah punya komitmen yang tinggi bahwa anggaran segitu kalau tidak cukup, maka kemudian kita memberikan mencukupi dengan bantuan-bantuan dari amal usaha yang ada," terangnya.
Kerjasama dengan jejaring perguruan tinggi Asiyiyah dan Muhammadiyah juga diperlukan untuk mendukung program MBG tersebut, dengan mengedepankan tiga poin peran penting.
BACA JUGA : Dosen Gizi UNISA Yogyakarta Soroti Penyajian Menu dan Antisipasi Potensi Keracunan Program MBG
BACA JUGA : Uji Coba Makan Siang Bergizi, UNISA Yogyakarta Siapkan 1500 Porsi Setiap Hari
"Pertama, pengelolaannya baik. Kedua, masak yang kita masak itu adalah higienis, bersih, sehat. Kemudian yang ketiga tentang pengolahan administrasi, itu juga harus penting. Karena kan dari pusat harus masuk ke yayasan dulu," imbuhnya.
Selanjutnya, kata Salmah, dari yayasan ini kemudian masuk ke kelompok SPPG (Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi).
"Nah, kenapa pernah terjadi keracunan? Itu karena bagian gizi tidak bekerja dengan baik untuk mengecek sayur-sayur yang ada. Ataupun misalnya gini, dimasak sekarang, dibagikan besok. Ataupun telor-telor itu siapa yang mengecek? Telur yang masuk, ada beberapa yang busuk," tandasnya.
Sementara, Sekretaris Umum PP 'Aisyiyah, Tri Hastuti Nur Rochimah, menyebutkan pemerintah setidaknya menggunakan petani, nelayan dan UMKM untuk menjadi supplier program MBG tersebut.
"Sehingga selain nanti orang itu kemudian makanannya bergizi, tapi juga sekaligus menghidupkan ekonomi kerakyatan yang akan menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia," tandasnya.
BACA JUGA : Milad 'Aisyiyah ke-108, Perkuat Ketahanan Pangan Melalui Gerakan Qaryah Thayibah
BACA JUGA : Lewat Program RBI, Kementerian PPPA Libatkan 'Aisyiyah Berdayakan Perempuan dan Perlindungan Anak
Diberitakan melalui disway.id, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar mengatakan, pihaknya telah turun tangan dalam menangani kasus keracunan massal program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Bogor.
"Tim kami, kan, turun sebetulnya, tim kami turun. Tim kami dari Balai Besar POM Bogor turun," kata Taruna ketika ditemui di Kantor BPOM, Jakarta, 15 Mei 2025.
Sebagaimana ditegaskannya bahwa BPOM turut berperan dalam pengawasan makanan pada program MBG yang digagas Presiden Prabowo.
Sebelumnya diberitakan, keracunan MBG ini terjadi di SPPG Bosowa Bina Insani yang mengelola 13 sekolah dengan total 2.077 porsi makanan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: