Sempat Melambung Tinggi, Harga Cabai Rawit Merah di Pasar Tradisional Sleman Mulai Turun Hari Ini
Harga cabai rawit merah di Pasar Tradisional Sleman mulai turun-Foto by ANTARA News-
Faktor Cuaca ke Harga Cabai
Kepala Bidang Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman, Immawan Nur Syaifuddin Ahmad, sebelumnya mengungkapkan keadaan tidak stabilnya harga komoditas cabai dipengaruhi oleh faktor cuaca.
Yang mana, cuaca ekstrem dan intensitas curah hujan yang tinggi menyebabkan tanaman mati atau mengalami fusarium, yang merupakan penyakit layu pada tanaman.
Kondisi ini, kata dia, terjadi di semua daerah yang menjadi sentra cabai di Pulau Jawa.
Adapun untuk ketersediaan cabai di Kabupaten Sleman lebih kurang mencapai 1-2 ton per hari. Sebab pertanaman cabai di Sleman panen sepanjang tahun.
Cuaca Ekstrem di 2024
Di bulan Desember 2024 hingga Januari 2025 terdapat cuaca ekstrem, berupa hujan deras dengan intensitas tinggi yang menyebabkan banyak pertanaman cabai mati terkena busuk batang maupun fusarium.
Tingkat kerusakan ditaksir mencapai 70 persen sehingga produksi atau panen menurun. Ia meyakini, harga bulan depan mulai berangsur turun.
"Kecenderungan harga akan turun di bulan depan. Sudah ada panenan di sentra cabai Jawa timur," ujar dia.
BACA JUGA : Rawat Bumi, Kraton Yogyakarta dan Pemuda Lintas Agama Tanam Pohon Langka di Lereng Gunung Merapi
BACA JUGA : Libatkan Peran Perguruan Tinggi, Ini Langkah Pemerintah Atasi Kasus PMK di Yogyakarta
Harga Cabai di Beringharjo dan Prawirotaman
Berdasarkan data Disperindag DIY di dua pasar pantauan yakni di Pasar Beringharjo dan Pasar Prawirotaman, harga cabai rawit merah masih mencapai Rp101.167 per kilogram (kg) pada Senin (6/1).
Namun, harga komoditas itu terus mengalami penurunan selama sepekan hingga menjadi Rp90.500 pada Jumat (10/1).
Yuna mengakui harga cabai rawit merah di DIY mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa waktu terakhir dipicu terbatasnya pasokan akibat berbagai faktor, seperti serangan hama hingga cuaca ekstrem yang menyebabkan banyak petani gagal panen serta melonjaknya permintaan saat libur Natal dan Tahun Baru 2024/2025.
Optimis Akan Terus Turun
Meski demikian, dia optimistis harga komoditas itu bakal terus menurun mulai minggu kedua Januari 2025.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: jogja.tribunnews.com