YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat sebanyak enam kali awan panas guguran (APG) terjadi di Gunung Merapi selama periode pengamatan 19–25 Desember 2025.
Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, mengungkapkan berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih tergolong cukup tinggi dengan karakter erupsi efusif. Status aktivitas Merapi hingga kini masih berada pada Level III atau Siaga.
“Selama periode tersebut tercatat enam kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimum mencapai 2.000 meter ke arah barat daya, meliputi hulu Kali Boyong, Bebeng, dan Sat/Putih,” ujar Agus dalam laporan resmi BPPTKG, Sabtu (27/12/2025) malam.
Selain APG, BPPTKG juga mencatat aktivitas guguran lava yang cukup intens. Guguran lava teramati sebanyak 92 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimum 1.900 meter, 46 kali ke hulu Kali Sat/Putih sejauh 2.000 meter, 15 kali ke hulu Kali Bebeng sejauh 1.700 meter, serta empat kali ke hulu Kali Boyong sejauh maksimum 1.800 meter.
BACA JUGA : Awan Panas Guguran Merapi Luncur 2 Km ke Kali Krasak, Warga Diminta Waspada
BACA JUGA : Awan Panas Guguran Merapi Terjadi Sore Ini, Luncur hingga 1,2 Kilometer
Dari hasil analisis morfologi menggunakan kamera pemantau di Pos Ngepos dan Babadan, teramati adanya sedikit perubahan morfologi pada Kubah Barat Daya akibat aktivitas guguran lava.
Sementara itu, Kubah Tengah tidak menunjukkan perubahan signifikan. Berdasarkan foto udara tertanggal 13 Desember 2025, volume Kubah Barat Daya tercatat sebesar 4.171.800 meter kubik, sedangkan Kubah Tengah mencapai 2.368.800 meter kubik.
Pada aspek kegempaan, jaringan seismik BPPTKG merekam 6 gempa awan panas guguran, 10 gempa vulkanik dangkal, 444 gempa fase banyak, 641 gempa guguran, serta 4 gempa tektonik. Intensitas kegempaan tersebut tercatat lebih tinggi dibandingkan minggu sebelumnya.
Sementara dari sisi deformasi, pemantauan menggunakan EDM dan GPS menunjukkan tidak adanya perubahan signifikan, menandakan tekanan magma relatif stabil meski suplai magma masih berlangsung.
BACA JUGA : Awan Panas Guguran 131 Detik di Merapi, Hujan di Lereng Selatan Makin Intens
BACA JUGA : BPPTKG: Suplai Magma Masih Berlangsung, Risiko Awan Panas Merapi Tinggi
"BPPTKG menegaskan bahwa potensi bahaya Gunung Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya yang mencakup Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer," jelasnya.
Pada sektor tenggara, potensi bahaya meliputi Sungai Woro sejauh 3 kilometer dan Sungai Gendol sejauh 5 kilometer. Jika terjadi letusan eksplosif, lontaran material vulkanik berpotensi menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
BPPTKG mengimbau Pemerintah Kabupaten Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten untuk terus memperkuat upaya mitigasi menghadapi ancaman erupsi Merapi.