Dari sisi teknis, Kepala BBWSO, Maryadi Utama, menjelaskan bahwa irigasi tersier Karangtalun membentang sepanjang 259 meter dan melayani lahan pertanian seluas 12 hektare.
Program ini merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan Inpres Nomor 2 Tahun 2025.
“Dengan saluran irigasi tersier yang lebih baik, pengairan menjadi lebih merata dan terkontrol sehingga petani dapat mengoptimalkan hasil panen mereka,” ujarnya.
Keberadaan irigasi tersier ini diharapkan mampu menjadi indikator awal efektivitas kebijakan nasional dalam memperbaiki sistem pengairan pertanian, sekaligus menguji keseriusan pemerintah dalam membangun swasembada pangan dari tingkat paling mendasar.