Sleman Luncurkan Kampung Peramalan Hama, Petani Bisa Prediksi dan Kendalikan Serangan OPT Lebih Cepat
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, bersama jajaran Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan RI saat menanam padi dan memotong tumpeng di Kampung Peramalan OPT, Kalurahan Sumbersari, Moyudan, Sleman, Minggu (23/11/2025). --Foto: HO (Humas Pemkab Sleman)
SLEMAN, diswayjogja.id - Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) RI meluncurkan Kampung Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) di Kalurahan Sumbersari, Moyudan, Sleman, pada Minggu (23/11/2025).
Peluncuran ditandai dengan penanaman padi dan pemotongan tumpeng oleh jajaran Direktorat Jenderal Tanaman Pangan bersama Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa.
Sekretaris Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan RI, Akhmad Musyafak, menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk mendeteksi atau memprediksi populasi OPT.
“Program kampung peramalan ini memungkinkan petani memahami lebih awal potensi serangan hama, sehingga pengendalian bisa dilakukan tepat waktu dan efektif,” katanya.
Ia menambahkan, program ini bersifat berkelanjutan dan memberikan percontohan penerapan pengamatan, peramalan, hingga pengendalian OPT.
“Para petani nantinya bisa menyaksikan langsung proses peramalan dan pengendalian OPT di bawah bimbingan Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT), sehingga ilmu yang diperoleh bisa diterapkan di lahan masing-masing,” ucapnya.
BACA JUGA : Alih Fungsi Lahan Pertanian di DIY, Dugaan Korupsi Bisa Ancaman Ketahanan Pangan
BACA JUGA : Dinas Pertanian Sleman Optimistis Serapan Pupuk Subsidi Capai 100 Persen Awal November
Kabupaten Sleman dipilih sebagai salah satu dari empat wilayah percontohan di Indonesia karena potensi pertaniannya yang tinggi dan endemis tikus yang cukup mengganggu.
Ia menekankan pentingnya keterlibatan petani dalam program ini.
“Dengan adanya kampung peramalan ini, kami berharap petani tidak hanya menerima informasi, tapi juga aktif belajar dan mengaplikasikan langkah-langkah pengendalian hama yang efektif,” tuturnya.
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa mengatakan pengendalian hama di sektor pertanian menjadi salah satu persoalan penting karena Sleman merupakan salah satu penyangga utama ketahanan pangan di DIY.
“Kami meyakini bahwa dengan adanya kampung peramalan OPT ini, petani Sleman dapat mengambil keputusan yang lebih tepat, lebih cepat, dan lebih akurat,” ujarnya.
Ia menambahkan, informasi dari sistem peramalan akan membantu petani menentukan waktu tanam, memilih varietas, serta melakukan langkah pengendalian hama secara terpadu.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: