Tidak pernah terlintas di benak mereka bahwa El akan begitu tertarik dan mencintai seni budaya Jawa seperti sekarang.
“Awalnya kami hanya ingin El tahu tentang budaya Jogja. Tidak pernah terpikir dia akan sampai menari sendiri dan begitu antusias,” kata Frans Hardianto, ayah El.
Perubahan besar terjadi pada malam 1 Suro 2023, ketika ia mengikuti kirab pusaka dan menyaksikan acara jathilan di Kaliurang. Antusiasmenya pada malam itu tidak berhenti begitu saja.
Ia mulai mencari informasi secara mandiri tentang tradisi dan tarian Jawa, khususnya tarian topeng, serta menaruh minat besar pada gedruk dan bujang ganong.
BACA JUGA : Blangkon Beji Bangkit, Media dan Pemkab Sleman Bersinergi Promosikan Warisan Budaya
BACA JUGA : KAI Ajak Budayakan Bawa Tumbler, Penumpang Bisa Isi Air Minum Gratis di Stasiun
Ia bahkan menonton video di YouTube dan mencoba menirukan gerakan tarian tersebut dengan percaya diri.
Keunikan dan kelucuannya membuat sang ayah mendokumentasikan aksi El dan membagikannya di media sosial.
Respon yang diterima sangat positif. Banyak teman dan kerabat yang terkejut melihat kemampuan menarinya yang luwes dan menjiwai, meski sebelumnya ia tidak memiliki latar belakang seni.
“Melihat El menari sendiri, awalnya kami pikir hanya kebetulan. Tapi sekarang terlihat jelas dia benar-benar menyukai budaya Jawa,” ujarnya.
Tantangannya, saat itu El baru berusia 6 tahun, sementara usia minimal untuk masuk sebagian besar sanggar adalah kelas 4 SD atau sekitar 10 tahun.
“Awalnya cukup sulit mencari sanggar yang menerima anak seusia El. Tapi kami terus berusaha agar minatnya bisa tersalurkan,” jelasnya.
BACA JUGA : Ubud Wisata Dunia, Ini Destinasi Ikonik di Kota Terbaik Global yang Kaya Budaya dan Alam
BACA JUGA : Menyelami Tradisi Sleman, Dari Simbol Budaya hingga Magnet Wisata yang Tersembunyi
Akhirnya, keluarga El menemukan Omah Cangkem dan diterima dengan hangat oleh Bp. Pardiman Djoyonegoro dan istrinya.
Meskipun Omah Cangkem fokus pada karawitan anak, anak-anak juga diberi kesempatan tampil dalam event-event tertentu. Di sini, ia bukan hanya belajar menari, tetapi juga tertarik pada gamelan, khususnya kendang.