“Programnya besar, tapi praktiknya enggak pas. Kita ini punya banyak PR, BBM, pengelolaan sampah, dan lainnya. Harusnya anggaran negara dipakai untuk yang benar-benar dibutuhkan rakyat,” jelasnya.
BACA JUGA : Insentif Guru MBG Rp100 Ribu Tuai Sorotan, Disdik Sleman Minta Mekanisme Diperjelas
BACA JUGA : Pakar Politik UGM: Program MBG Harus Diperbaiki, Bukan Proyek Bancakan
Ia juga menyinggung soal ketergantungan pada makanan ultraproses yang justru menjauhkan masyarakat dari pangan lokal dan petani kecil.
Bu Tejo ini juga menyebut, semestinya pemerintah mulai meninjau ulang seluruh formula MBG, termasuk model konsumsi dan penyediaan makanannya.
“Sesajen MBG ini harus kita evaluasi. Bukan soal enak atau tidak enak, tapi soal keadilan pangan, kesehatan, dan masa depan anak-anak kita,” tegasnya.
Ia menuturkan bahwa sudah saatnya rakyat, terutama para ibu, tidak diam dalam menghadapi kebijakan yang dianggap merugikan.
“Kita enggak boleh lembek. Kalau kita diam, mereka akan terus merasa benar. Jadi mari kita berbenah, letakkan semua kepentingan itu untuk rakyat, bukan demi proyek semata,” pungkasnya.