“Kami ingin mahasiswa memahami bahwa Yogyakarta adalah kota budaya. Maka, pengenalan awal harus juga menyentuh nilai-nilai kultural dan kearifan lokal,” terang Warsiti.
BACA JUGA : Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unisa Yogyakarta Serukan Penolakan Judi Online
BACA JUGA : Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNISA Ajak Pelajar se-DIY Lawan Judi Online Demi Generasi Emas
Pihaknya juga menyampaikan pesan inspiratif agar mahasiswa menjadi pribadi tangguh yang tetap harum dan memberi manfaat, seperti kopi yang diseduh air panas.
“Tantangan di Jogja pasti ada. Tapi jangan jadi kentang yang lembek saat direbus, atau telur yang keras. Jadilah kopi, semakin panas tantangan, semakin wangi dan bermanfaat bagi sekitarnya,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Umum PP 'Aisyiyah, Salmah Orbayinah, menekankan bahwa UNISA Yogyakarta adalah bagian dari 165 perguruan tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah, dan menjadi salah satu dari 15 yang telah meraih status “unggul”.
“UNISA bukan hanya mencetak cendekiawan, tapi calon pemimpin bangsa yang berintegritas dan peduli terhadap masyarakat,” katanya.
BACA JUGA : Siap Dukung Program MBG, Dapur SPPG UNISA Yogyakarta Segera Beroperasi
BACA JUGA : Dosen Gizi UNISA Yogyakarta Soroti Penyajian Menu dan Antisipasi Potensi Keracunan Program MBG
Ia menambahkan bahwa mahasiswa harus menjadikan UNISA sebagai rumah kedua, tempat bertumbuh secara akademik dan non-akademik, serta aktif dalam riset dan pengabdian masyarakat yang impactful.
Acara MATAF juga memperkenalkan jargon baru UNISA tahun ini “Mantap UNISA 2025: Inklusif, Careful, Impactful.” MATAF 2025 menandai awal dari perjalanan intelektual dan spiritual mahasiswa baru UNISA Yogyakarta.
Diharapkan, para peserta tidak hanya sukses meraih gelar akademik, tetapi juga tumbuh menjadi pribadi berakhlak, berkarya, dan memberi dampak positif bagi bangsa dan dunia.