SLEMAN, diswayjogja.id - Pemerintah Kabupaten Sleman menyiapkan langkah besar dalam memutus rantai kemiskinan dengan memastikan anak-anak dari keluarga miskin bisa kuliah hingga lulus sarjana.
Pada tahun keempat, kebutuhan anggaran program ini diperkirakan mencapai Rp100 miliar per tahun.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sleman, Dwi Anta Sudibya, mengatakan beasiswa ini akan menyasar 1.600 keluarga miskin.
“Kalau jenjang S1, tahun keempat bisa mencapai Rp100 miliar. Artinya, Kabupaten Sleman harus menyediakan anggaran Rp100 miliar untuk menuntaskan 1.600 keluarga miskin setiap tahun,” katanya saat ditemui di Sleman, Senin (8/9/2025).
BACA JUGA : Mahasiswa Brebes Protes Anggaran Beasiswa Dipangkas, STIKES Bantah Tuduhan Dugaan Pungli
BACA JUGA : Lazismu UMY Salurkan Beasiswa Sang Surya Sebanyak Rp647 Juta untuk Ratusan Mahasiswa di Indonesia
Ia menegaskan, komitmen Pemkab Sleman tidak bisa berjalan sendiri, melainkan perlu dukungan lintas sektor.
“Itulah mengapa tadi Pak Bupati menekankan, kita semua harus bersinergi,” ucapnya.
Menurutnya, pendidikan merupakan kunci utama untuk mengangkat derajat keluarga miskin.
“Kami yakin, salah satu cara menuntaskan kemiskinan adalah melalui pendidikan. Dengan pendidikan, kemiskinan bisa diputus,” tuturnya.
Meski demikian, ia menekankan bahwa ada syarat yang harus diperhatikan agar program berjalan berkelanjutan. Pemkab memastikan proses tidak akan dipersulit, namun ia meminta agar lulusan program ini memiliki kepastian kerja.
“Prinsip kita jelas, tidak akan mempersulit. Namun, saya mohon agar setelah lulus, ada jaminan kepastian kerja,” ujarnya.
Siapkan Rp20 Miliar
Ia menyatakan program ini merupakan langkah konkret Pemkab dalam mendorong pemerataan pendidikan.
BACA JUGA : Peluang Beasiswa Dokter, Dubes Kuba Lakukan Kunjungan ke DIY dalam Rangka 65 Tahun Hubungan Diplomatik
BACA JUGA : Mahasiswa Penyandang Disabilitas UPN Veteran Yogyakarta Dapat Beasiswa GOTA dari PT Pamapersada Nusantara
“Nah, ini sudah ongoing, artinya tahun ini kita sudah mulai meluluskan,” imbuhnya.
Menurutnya, program ini sejalan dengan arahan Bupati Sleman terpilih yang menginginkan peningkatan skema bantuan agar setiap keluarga miskin memiliki kesempatan menyekolahkan minimal satu anak ke perguruan tinggi.
“Kemarin, Pak Bupati terpilih menghendaki agar program ini ditingkatkan. Satu keluarga miskin, satu anak bisa kuliah,” sebutnya.
Antusiasme masyarakat terhadap program ini juga cukup tinggi. Ia menyebut, hingga saat ini sudah ada sekitar 1.600 calon penerima yang berminat. Namun, tantangan terbesar berada pada kebutuhan anggaran yang cukup besar.
“Kalau kita hitung, satu semester Rp7,5 juta, berarti setahun Rp15 juta. Dikalikan 1.600, hasilnya Rp24 miliar untuk tahun pertama,” jelasnya.
Kebutuhan anggaran diperkirakan terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penerima dari tahun ke tahun. Ia mencontohkan, pada tahun kedua biaya bisa mencapai Rp40 miliar dan tahun ketiga membengkak hingga sekitar Rp75 miliar.
“Ini yang perlu kita antisipasi sejak sekarang agar program tidak berhenti di tengah jalan,” tegasnya.
Program ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam mengurangi angka kemiskinan di Sleman.
Pemkab berkomitmen menjadikannya investasi jangka panjang yang bukan hanya memberi akses pendidikan, tetapi juga membuka jalan untuk peningkatan ekonomi keluarga.