“Babak final adalah momen paling menantang. Kami harus menjawab berbagai pertanyaan kritis dari juri dan membuktikan bahwa formulasi kami bisa diterapkan secara nyata,” ucapnya.
Tim UGM menonjol dengan ide pemanfaatan bahan-bahan lokal yang efisien dan ramah lingkungan. Mereka merancang ransum unggas yang tidak hanya bernilai gizi tinggi, tetapi juga ekonomis.
“Kami ingin menunjukkan bahwa pakan unggas bisa dirancang dengan bahan lokal tanpa mengurangi kualitas. Inovasi ini sekaligus mendukung keberlanjutan di sektor peternakan,” tuturnya.
Menurutnya, keberhasilan tim tidak terlepas dari kerja sama solid serta dukungan dosen pembimbing. Ia menilai capaian ini menjadi bukti mahasiswa Fapet UGM mampu bersaing di tingkat nasional.
“Prestasi ini tidak hanya untuk kami bertiga, tetapi juga untuk almamater. Harapan saya, semakin banyak mahasiswa yang termotivasi untuk berinovasi di bidang peternakan,” pungkasnya.
BACA JUGA : Sidang Perdana Kasus Kematian Argo, Mahasiswa FH UGM Tegaskan Kawal Proses Hukum
BACA JUGA : Represi Bikin Api Amarah Membesar: UGM Ingatkan Polisi Kawal, Bukan Bubarkan Demo
Jadi Inspirasi Inovasi Peternakan Indonesia
“Kami sangat bersyukur dapat meraih penghargaan ini. Ini merupakan hasil kerja keras tim, dukungan dari dosen, serta kontribusi dari rekan-rekan di Fapet UGM,” ujarnya
Menurutnya, keberhasilan ini menjadi motivasi penting, tidak hanya bagi timnya, tetapi juga bagi mahasiswa lain di Fakultas Peternakan.
“Kami berharap prestasi ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus belajar dan berinovasi,” tambahnya.
Tim UGM menonjol dalam merancang formulasi pakan yang efisien, ramah lingkungan, dan berbasis bahan lokal. Ide tersebut dinilai relevan dengan tantangan dunia peternakan yang menuntut keseimbangan antara gizi, efisiensi biaya, dan keberlanjutan.
“Keberhasilan tim UGM dalam meraih penghargaan ini menjadi bukti bahwa kami memiliki pemahaman yang baik tentang ilmu peternakan dan mampu berinovasi dalam praktiknya,” jelasnya.
Prestasi ini tidak hanya memberikan kebanggaan bagi mahasiswa dan Fakultas Peternakan UGM, tetapi juga membawa dampak positif yang lebih luas. Inovasi dalam formulasi pakan diyakini dapat mendukung produktivitas sekaligus keberlanjutan sektor peternakan nasional.
“Prestasi ini tentu saja tidak hanya membawa kebanggaan bagi kami, tetapi juga memberikan dampak positif bagi dunia peternakan di Indonesia,” imbuhnya.
Ia berharap semakin banyak mahasiswa yang tergerak untuk mengembangkan ide-ide baru yang bermanfaat bagi peternakan Indonesia.
“Dengan semakin banyaknya mahasiswa yang berprestasi di bidang ini, diharapkan akan ada inovasi-inovasi baru yang terus dikembangkan sehingga mampu meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan sektor peternakan,” harapnya.