SLEMAN, diswayjogja.id - Dentuman gamelan berpadu dengan pekikan semangat penari menjadi ciri khas atraksi Jathilan Kudho Tamtomo.
Di balik gebyar itu, ada kerja keras para anggota yang tak hanya aparat, melainkan juga seniman.
Pelatih kuda lumping sekaligus anggota Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda DIY, Aipda Nurdianto, menjelaskan bahwa para pemain yang tergabung dalam kelompok tersebut berasal dari beragam latar belakang.
“Teman-teman pemainnya juga seniman. Jadi diselingi lagu perjuangan supaya lebih bersemangat,” katanya, Minggu (24/8/2025).
BACA JUGA : Bandar Judi Online Bantul Belum Tertangkap, JPW Sebut Polda DIY Janggal
BACA JUGA : JPW Soroti Penanganan Kasus Judi Online Bantul, Polda DIY Dinilai Tak Sentuh Bandar
Ia menuturkan, kekompakan kelompok sudah terbangun cukup lama sehingga tidak membutuhkan waktu panjang untuk persiapan.
“Kalau kita sudah terbiasa, jadi tidak begitu lama. Karena kelompok ini sudah berdiri sejak 2016,” ujarnya.
Baginya, keberadaan Kudho Tamtomo bukan sekadar kelompok hiburan, melainkan wadah untuk merawat seni tradisi.
“Iya, semacam komunitas seni. Sudah lama sebenarnya. Cuma kadang ada anggota yang keluar atau pindah,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Jathilan Kudho Tamtomo bernaung di bawah Polda DIY.
"Itu Jathilan Kudho Tamtomo, di bawah binaan Polda DIY,” ucapnya.
BACA JUGA : Operasi Patuh Progo 2025, Polda DIY Tilang 13 Ribu Pengendara
BACA JUGA : Ragukan Keaslian Ijazah dan Jurusan Teknologi Kayu, Alumni UGM Laporkan Jokowi ke Polda DIY
Seni Tradisi Jadi Media Sosialisasi Kamtibmas
Seni tradisi tak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana membangun kesadaran masyarakat. Sejak awal kelompok ini berdiri, dukungan dari pimpinan membuat mereka leluasa berkarya.