Hardiknas 2025, Pemkot Yogyakarta Luncurkan Program Sekolah Tunas Unggul dan Gerakan Reresik Sekolah

Jumat 02-05-2025,16:36 WIB
Reporter : Anam AK
Editor : Syamsul Falaq

YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta meluncurkan dua program unggulan yakni Sekolah Tunas Unggul dan Gerakan Reresik Sekolah (Gresek) di SMPN 16 Yogyakarta, Jumat (2/5/2025).

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, mengungkapkan dua program Sekolah Tunas Unggul dan Gresek merupakan komitmen Pemkot untuk meningkatkan kualitas dan pemerataan pendidikan di Kota Yogyakarta, meskipun tak ada sekolah yang tidak bisa menjadi unggul.

Hasto mengatakan bahwa dalam program 100 Hari Kerja Pemkot Yogyakarta, sektor pendidikan menjadi salah satu prioritas utama, termasuk pengembangan SMP Negeri 16 Yogyakarta sebagai sekolah unggulan, yang ditargetkan menjadi contoh di tingkat kota dalam waktu tiga tahun ke depan.

“Saya percaya semua sekolah itu bagus. Tidak ada sekolah yang tidak bisa jadi unggul. Tinggal bagaimana guru-gurunya, kepala sekolahnya, dan kita semua mau bekerja bersama. Saya yakin SMP 16 bisa menjadi sekolah unggulan, terutama dalam penguatan kemampuan bahasa asing,” ujarnya usai peluncuran kedua program sektor pendidikan itu.

BACA JUGA :  Tingkatkan Kualitas Sekolah, Pemkot Yogyakarta Bakal Luncurkan Sekolah Tunas Unggul

BACA JUGA : Meski Lahan Terbatas, Pemkot Yogyakarta Segera Realisasikan Sekolah Rakyat

Selain SMPN 16, SD Puro Pakualaman juga sebagai sekolah dasar yang akan dikembangkan menjadi SD unggulan. Kedua sekolah ini menjadi proyek percontohan peningkatan kualitas pendidikan di bidang karakter, budaya, akademik, dan penguasaan bahasa asing.

Sementara program Gresek, di mana gerakan kebersihan sekolah yang melibatkan seluruh elemen sekolah dan lingkungan sekitar. Program ini akan rutin dilaksanakan setiap bulannya, setiap Jumat Wage.

Sebagai simbol peluncuran gerakan ini, Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo menyerahkan secara langsung alat kebersihan kepada perwakilan siswa sebagai bentuk dorongan agar kebersihan sekolah dan lingkungan sekitar menjadi tanggung jawab bersama.

“Resik-resik sekolah ini wajib.  Ini bukan hanya kegiatan rutin, tapi bagian dari pendidikan karakter. Sampah harus dikelola di sekolah, tidak dibawa pulang, tidak dibuang sembarangan. Ini bagian dari pembelajaran dan juga membangun kepedulian sosial anak-anak terhadap lingkungan,” jelasnya.

BACA JUGA : Siap untuk Selamat, BPBD Kota Yogyakarta Gelar Simulasi Peringatan Bencana di Empat Sekolah

BACA JUGA : Usia Tertua 85 Tahun, Ada Sekolah Lansia Sembada Pagi di Yogyakarta 

Hasto juga menekankan pentingnya inklusi dalam pendidikan. Dia menegaskan bahwa seluruh anak difabel di Kota Yogyakarta harus mendapatkan akses pendidikan gratis.

“Kalau ada anak difabel di Kota Jogja yang masih harus bayar untuk sekolah, tolong laporkan ke saya. Tidak boleh ada satu pun anak difabel yang tidak bisa sekolah karena alasan biaya,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala SMP Negeri 16 Yogyakarta, Sujiyana, menyambut positif program ini di mana penunjukan SMPN 16 sebagai sekolah Tunas Unggul merupakan kehormatan sekaligus tantangan besar bagi pihak sekolah.

Kategori :