
YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menekankan pentingnya penataan kawasan Malioboro dan Tempat Khusus Parkir (TKP) Abu Bakar Ali, dengan cepat, tepat dan bijak.
Sri Sultan mengatakan harus ada empati terhadap semua yang terdampak penataan, khususnya TKP Abu Bakar Ali. Pasalnya, penataan TKP Abu Bakar Ali memberikan dampak bagi banyak pihak, terutama tukang parkir.
“Tolong perhatikan tempat parkir yang ada, dan cari solusi yang cepat dan efisien. Kami tidak ingin masyarakat menjadi korban dari kebijakan yang tidak tepat,” ungkap Sri Sultan, usai melakukan pertemuan dengan Wali Kota Yogyakarta, di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Jumat (11/4/2025).
Sri Sultan berharap semua pihak dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, termasuk dalam menghadapi bencana alam dan masalah sosial lainnya.
BACA JUGA : Rencana Penataan Kawasan Stasiun Lempuyangan, Sri Sultan HB X Segera Panggil PT KAI dan Warga
BACA JUGA : Sri Sultan HB X Kukuhkan Pengurus Nayantaka, Paguyuban Lurah dan Pamong Kalurahan DIY
“Mari kita berempati kepada masyarakat dan tidak merasa berkuasa. Tetapi berkuasa untuk kepentingan masyarakat dengan tulus dan ikhlas. Kita harus menyelesaikan semua masalah ini dengan baik,” ujarnya.
Sementara untuk pengelolaan kawasan Malioboro, Sri Sultan menjelaskan perlu ada edukasi pada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan. Petugas kebersihan yang bekerja keras, seharusnya dibarengi dengan kesadaran pengelolaan sampah.
Sri Sultan mengingatkan, kebersihan merupakan tanggung jawab bersama, dan masyarakat harus diajak untuk berpartisipasi aktif.
Pihaknya juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi kawasan tersebut yang semakin kumuh akibat parkir sembarangan dan kurangnya kesadaran pengunjung.
BACA JUGA : Sah Secara Hukum, Sri Sultan HB X Serahkan Serat Palilah kepada Warga Tunggularum Sleman
BACA JUGA : Sri Sultan HB X Temui Para Kepala Daerah Terpilih, Bahas Masalah Sampah Hingga Efisiensi Anggaran
"Dulu, becak di Malioboro hanya diparkir di tempat yang ditentukan, tetapi sekarang banyak yang parkir sembarangan. Hal ini membuat Malioboro terlihat kumuh dan tidak sedap dipandang," jelasnya.
Sri Sultan juga menekankan perlunya kerjasama antara pemerintah kota dan provinsi dalam pengelolaan anggaran untuk Malioboro.
"Jika Kota Yogyakarta perlu kami dari provinsi untuk membantu, silakan sampaikan. Tanpa kerjasama, kami tidak bisa menganggarkan dana karena ini adalah kewenangan kota," tegasnya.