"Kami bertemu untuk mencari solusi atas permasalahan ini. Jadi kami anggap selesai, sudah tak dibahas lagi," katanya.
BACA JUGA : Polda DIY Bongkar Penipuan Umrah di Yogyakarta, Tipu Puluhan Korban dengan Kerugian Capai Rp14 Miliar
BACA JUGA : Bentuk Rasa Syukur, Pemda dan Polda DIY Gelar Jogja Pandu Peradaban Nusantara
Di tahun ini, Mahrus menyebutkan terdapat belasan peristiwa yang mengakibatkan mereka resah, terkait persoalan sejumlah warung Madura yang didatangi kelompok masyarakat tertentu.
"Kami tidak rela Jogja ini menjadi kota yang tidak aman. Biar kami ini meredam jangan sampai ada carok. Jadi bukan caroknya orientasinya, tapi lebih kepada meredam situasi massa. Ayo kita jangan mudah marah, karena ada kejadian yang tidak mengenakkan," tandasnya.
Diberitakan disway.id sebelumnya, viral di media sosial, kelompok yang mengatasnamakan Keluarga Madura Yogyakarta mengeluarkan pernyataan keberatan atas perlakuan warga Papua yang meresahkan pihaknya.
Bahkan dalam surat pernyataan yang ditujukan langsung ke Hendarno Novriansiroen, selaku Tokoh Adat Papua di Yogyakarta itu, kelompok Madura mengancam akan menantang Carok jika tidak ada Solusi.
BACA JUGA : Polisi Tangkap 13 Maling Motor di Sleman, 19 Sepeda Motor Diamankan
BACA JUGA : Pisah Ranjang 3 Tahun, Suami Tega Mengakhiri Hidup Istrinya di Bantul
Hal tersebut lantaran, para pemilik toko kelontong asal Madura merasa terganggu karena ada kasus oknum etnis Papua sering tidak membayar, merusak, bahkan melakukan pemukulan.
Namun begitu, Juqil Adiningrat selaku Ketua Madura Yogyakarta tetang membuat peluang adanya perdamaian dengan menjungjung tinggi semangat persatuan Bhineka Tunggal Ika agar tidak ada gesekan antar suku di Yogyakarta.