Wamenpar Kunjungi Kulonprogo, Petakan Potensi Desa Wisata Tinalah dan Pandanrejo

Senin 27-01-2025,09:50 WIB
Reporter : Yuni Khaerunisa
Editor : Syamsul Falaq

Salah satunya pengadaan toilet bersih dan pengelolaan sampah, Tempat Pengolahan Sampah. Sebab “health and hygiene” menjadi salah satu aspek utama dalam Travel and Tourism Development Index (TTDI).

BACA JUGA : Tiga Desa Wisata di Bantul Masuk Nominasi, Bersaing Raih Penghargaan Desa Wisata Berkelanjutan 2024

BACA JUGA : Upaya Akselerasi Desa Wisata Wukirsari Alami Kendala Dalam Hal Pendanaan dan Keberadaan Terminal

Hingga saat ini baru ada enam sanitasi toilet bersih yang tersedia di Desa Wisata Tinalah berkat dukungan dari Badan Otorita Borobudur.

Keberadaan sanitasi toilet bersih dan pengelolaan sampah menjadi fokus utama program Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Gerakan Wisata Bersih (GWB). Sebelumnya juga Desa Wisata Tinalah mendapat bantuan DPUP dari Kemenpar.

Sementara, Desa Wisata Pandanrejo yang masih berada di deretan Perbukitan Menoreh menawarkan pengalaman berwisata yang asri khas pedesaan dan memberikan edukasi.

Salah satu yang paling menonjol adalah ternak kambing peranakan etawa (PE) ras Kaligesing.

BACA JUGA : Wukirsari Resmi Dapatkan Penghargaan Sebagai Satu dari 55 Desa Wisata Terbaik Dunia 2024

BACA JUGA : Batik Kayu Diunggulkan, Krebet Bantul Menjadi Nominator Lomba Desa Wisata Berkelas Dunia

Sejumlah aktivitas desa yang dikelola oleh masyarakat setempat ini nyatanya memberikan dampak bagi peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat desa. Pada tahun 2023 omzet yang diperoleh masyarakat mencapai Rp1,3 miliar.

Program ADWI mendapatkan apresiasi dari pihak pengelola desa wisata sebab pasca-desa wisata tersebut meraih penghargaan, mereka bersama Kemenpar melakukan monitoring dan evaluasi yang kemudian dilanjutkan dengan program pelatihan dan pendampingan serta promosi.

Tidak hanya itu, peran Poltekpar NHI Bandung telah berhasil meningkatkan kemampuan masyarakat Desa Wisata Tinalah dalam mengolah hasil susu kambing menjadi beragam produk olahan seperti bolu pisang susu kambing, seiring pembuatan paket-paket wisata.

Hal yang menjadi catatan pengembangan Desa Wisata Pandanrejo ke depan adalah peningkatan aksesibilitas karena kendaraan bus dengan kapasitas di atas 50 seat belum tersedia, kemudian Desa Wisata Pandanrejo baru mempunyai sentra oleh-oleh dan belum ada skema koperasi untuk pengelolaannya.

BACA JUGA : Bupati Umi Azizah; Banyak Desa Wisata di Kabupaten Tegal yang Mati Suri

BACA JUGA : DP3 Sleman Terus Berupaya Tingkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Petani, Tingkatkan Kualitas Produksi Padi

Selain itu, Wamenpar Ni Luh Puspa menginginkan adanya promosi yang lebih masif di desa wisata dibarengi dengan penguatan SDM.

Kategori :