Dengan sistem ATCS dapat memantau kondisi lalin melalui kamera cctv dan mengatur durasi lampu APILL untuk mengurai kepadatan lalu lintas dari ruang kontrol ATCS.
Misalnya saat terjadi peningkatan arus lalu lintas maka durasi lampu hijau pada APILL ditambah pada ruas jalan itu.
“Ada 38 simpang yang bersinyal (APILL) sudah terkelola berbasis teknologi informasi (ATCS). Jadi kami berupaya untuk meningkatkan kelancaran lalu lintas dengan menganalisis kondisi arus lalu lintas sehingga durasi waktu (lampu APILL) kita atur sedemikian rupa dengan berbasis teknologi informasi,” tambah Agus Arif.
Namun demikian pihaknya menegaskan tetap ada ruang bagi kepolisian untuk melakukan diskresi pengaturan lalu lintas pada kondisi dan waktu-waktu tertentu.
Caranya dengan melakukan sistem buka tutup lalu lintas di beberapa ruas jalan. Misalnya dari simpang empat Tugu, Kleringan, Kridosono, Demangan, Pojok Beteng timur dan barat sebagai pintu-pintu masuk ke wilayah Kota Yogyakarta.
Dishub Kota Yogyakarta juga telah memasang sarana untuk pengaturan lalu lintas seperti water barrier dan papan penunjuk arah portable di beberapa titik.
BACA JUGA : Realisasi PBB Over Target, Bapenda Tetap Gencarkan Jemput Bola Pelayanan PBB-P2 Keliling Desa
BACA JUGA : Damkarmat Yogyakarta Lakukan Monitoring Sistem Proteksi Kebakaran di Hotel, Pastikan Keamanan Wisatawan
Pengaturan Manajemen Lalu Lintas
“Kita identifikasi bagaimana pola pengelolaan secara berlapis, kawasan inti di Gumaton, lapis kedua sampai lapis ketiga. Salah satu upaya untuk mengalirkan itu dilakukan buka tutup (lalin) di beberapa penggal jalan. Sistem buka tutup sangat situasional karena melihat arus lalu lintas kendaraan,” terangnya.
Secara terpisah Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kota Yogyakarta, Agus Noto Sutrisno menyebut total ada 58 simpang ber-APILL di Kota Yogyakarta dan 38 simpang diantaranya sudah terpasang ATCS.
Dia menilai pengaturan manajemen lalu lintas perkotaan sangat mengandalkan ATCS untuk mengendalikan persimpangan. Itu karena hampir 90 persen kepadatan lalu lintas di Kota Yogyakarta berbasis simpang dan jarak antar simpang sekitar 500 meter.
“Selama masa libur nataru, pengubahan durasi (lampu APILL ber-ATCS) situasional. Jika di simpang ada masalah maka dilakukan intervensi menambah waktu hijau pada lengan simpang yang mengalami peningkatan arus kendaraan dan terjadi antrean panjang,” jelas Agus Noto saat dikonfirmasi.
Peningkatan Arus Lalu Lintas
Dia menyampaikan simpang-simpang APILL ber-ATCS yang mengalami peningkatan arus lalu lintas di masa libur nataru biasanya terjadi pada koridor tengah.
Mulai dari simpang Serangan, PKU Muhammadiyah, Titik Nol Kilometer, Gondomanan sampai ke simpang Permata.
Peningkatan arus lalu lintas tersebut karena bus-bus pariwisata mengakses di simpang-simpang itu dan kecenderungan terjadi di sore hari.