Potensi Pariwisata Menarik, Ini Dia Konsep Penataan Dusun Wotawati di Lembah Bengawan Solo Purba

Selasa 10-12-2024,16:06 WIB
Reporter : Penta Daniel Pratama
Editor : Syamsul Falaq

JOGJA, diswayjogja.id - Ada sebuah dusun yang memiliki beberapa keunikan dan pemandangan indah bernama Wotawati.

Dusun terpencil ini masuk wilayah Kalurahan Pucung, Kapanewon Girisubo, Kabupaten Gunungkidul.

Dusun berjarak sekitar 74 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta yang viral beberapa tahun ini, kini tengah bersolek agar menjadi kawasan terpadu desa wisata nantinya.

Dusun Wotawati mempunyai letak yang istimewa di sebuah lembah yang merupakan jejak dari aliran Sungai Bengawan Solo Purba. 

Karena letak geografis yang unik tersebut, Dusun Wotawati terkenal dengan fenomena matahari terbit yang lebih lambat dari daerah lain sehingga minim mendapatkan paparan sinar matahari.

BACA JUGA : Ikatan Bidan Indonesia di Yogyakarta Gelar Musda ke-9, Bahas Kesehatan Ibu dan Anak

BACA JUGA : Total 686 Kursi, Ribuan Peserta Siap Ramaikan Peta Persaingan PPPK 2024 di Kabupaten Bantul

Asal Muasal Padukuhan Wotawati

Berdasarkan cerita dari para sesepuh yang ada di padukuhan tersebut, konon penduduk pertama yang menginjakkan kaki di tanah bekas lembah Bengawan Solo Purba ini adalah dua orang pelarian dari Kerajaan Majapahit yang bernama Raden Joko Sukmo dan Nyi Arum Sukmawati. 

Keduanya kemudian bertempat tinggal di Gua Putri yang berada di sekitar area yang kini menjadi Padukuhan Wotawati ini. 

Agar dapat bertahan hidup, Raden Joko Sukmo dan Nyi Arum Sukmawati turun dari gua tersebut untuk mencari lahan bercocok tanam. 

Ketika mencari lahan untuk bercocok tanam, keduanya pun harus melewati sungai kecil yang dahulu ada. Maka, dibuatlah wot dari bambu yang digunakan untuk menyebrang.

“Setelah jembatan itu jadi, beliau mau menyeberangi. Nah sampai di tengah-tengah jembatan itu, Nyi Arum Sukmawati terpeleset. Mau jatuh dan diselamatkan sama Raden Joko Sukmo. Setelah beliau selamat dari jembatan itu, bisa menyeberangi, Nyi Arum Sukmawati itu berkata, 'entah kapan di sini itu jadi dusun ataupun padukuhan, nanti jadi Padukuhan Wotawati’. Jadi kata Wotawati itu diambil dari wot-nya itu yang buat penyeberangan, sama yang menyeberangi itu, yang terpeleset namanya Sukmawati,” ujar Roby.

BACA JUGA : Ramayana Ballet Purawisata, Ide Kencan Menarik di Jogja dengan Pengalaman Seru, Cek Disini

BACA JUGA : Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2024 Resmi Berakhir, Ini Dia Daftar Pemenangnya

Kategori :