Dengan begitu, diharapkan dapat membantu dalam melakukan berbagai langkah mitigasi dan tanggap darurat terhadap potensi bencana yang ada.
BACA JUGA : Masuk Siaga Bencana Hidrometeorologi Basah, BPBD Yogyakarta Imbau Masyarakat Harus Siap Segala Kondisi
“BPBD dan relawan selalu berkomunikasi serta memantau kondisi terkini. Informasi tentang hujan deras yang terjadi di Bantul dapat diteruskan untuk membantu pengelola wisata dan masyarakat bersiap menghadapi potensi banjir di wilayah sungai,” imbuhnya.
Antoni juga berharap wisatawan dan pengelola wisata dapat saling mendukung untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk berwisata.
Menurutnya, diperlukan kesadaran bersama terhadap potensi bencana yang ada sehingga risiko kecelakaan akibat bencana alam dapat diminimalisir.
Sementara Subkoordinator Kelompok Substansi Promosi Kepariwisataan Dinas Pariwisata (Dinpar) Bantul, Markus Purnomo Adi menyampaikan bahwa pihaknya telah mengimbau seluruh pengelola wisata di Bantul untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana yang ada.
BACA JUGA : Dinpar Bantul Perkirakan Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Bantul Selama Libur Nataru Menurun
BACA JUGA : Pemkab Bantul Diminta Kelola Agrowisata Bukit Dermo Secara Berbeda Agar Bisa Menarik Wisatawan
Hal ini dilakukan melalui komunikasi intensif antara para pengelola wisata untuk memastikan keamanan setiap destinasi wisata yang ada.
Dia menuturkan, di destinasi wisata sungai, koordinasi dengan mengkomunikasikan kondisi sungai antara pengelola wisata di bagian hulu dan hilir telah dilakukan secara rutin.
Dengan adanya koordinasi ini, jika terjadi cuaca ekstrem di wilayah hulu yang dapat mempengaruhi kondisi hilir, tindakan antisipasi dapat segera dilakukan.
“Hal ini bertujuan untuk meminimalkan risiko bencana, seperti banjir, yang kerap terjadi akibat aliran air dari bagian hulu,” katanya.
BACA JUGA : Pokdarwis Keluhkan Kunjungan Wisatawan ke Mangunan Terus Menurun, Begini Penyebabnya
BACA JUGA : Di Tahun 2025 Wisatawan yang Berencana ke Luar Negeri Semakin Meningkat
Selain itu, Markus juga menekankan pentingnya perhatian terhadap kondisi alam, khususnya terkait pohon-pohon yang rimbun atau lapuk di sekitar destinasi wisata berbasis alam.