“Kami berkomitmen untuk membantu meningkatkan literasi keuangan dengan berbagai event offline maupun online dengan menggandeng berbagai lembaga pembiayaan,” katanya.
Seminar itu secara khusus membahas berbagai fase kehidupan seperti ketika seorang individu mengembangkan karir, melangsungkan pernikahan, memiliki anak hingga menyiapkan pensiun dari perspektif keuangan. Ia sepakat masyarakat harus memahami literasi keuangan.
Melalui literasi sangat berperan dalam menentukan dan mengatur keuangan. Masyarakat yang memahami literasi, dia cenderung bijak dalam mengajukan kredit, artinya mereka sebagai nasabah memahami kebutuhan dan tujuan kredit.
Selain itu perlu memilih produk layanan kredit yang tepat dan aman. “Termasuk kemampuan finansial juga harus diperhatikan, manajemen cicilan yang tepat,” ujarnya.
BACA JUGA : Solusi Tepat Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Pemkot Yogyakarta Akan Terapkan Sistem ASPD
BACA JUGA : Polda DIY Produktifkan Lahan dengan Kadar Keasaman Tinggi di Galur untuk Dukung Ketahanan Pangan
Dosen FEB UGM Boyke Rudi Purnomo menilai sosialisasi literasi keuangan sangat tepat menyasar kalangan mahasiswa khususnya generasi Z.
Mengingat saat ini, mereka lebih cenderung banyak memanfaatkan uang mereka untuk berbagai aktivitas yang serba ikut arus.
Mahasiswa zaman dahulu akan masak makanan untuk menghemat, namun era mahasiswa saat ini mahasiswa lebih banyak memilih membeli makanan.
“Bahkan mereka lebih senang nongkrong di kafe dan itu sangat berdampak terhadap kondisi keuangan mereka,” katanya.