Mengenal Sejarah dan Peran Wayang Orang di Lingkup Keraton Yogyakarta

Senin 28-10-2024,13:13 WIB
Reporter : Yuni Khaerunisa
Editor : Syamsul Falaq

diswayjogja.com - Ada beberapa jenis wayang yang populer di Indonesia. Wayang tersebut seeprti wayang golek, wayang kulit, sampai dengan wayang wong atau yang kerap disebut dengan wayang orang.

Di Jogja terdapat wayang yang populer seperti wayang orang yang biasanya di gelar di lingkup Keraton Jogja.

Awalnya, sejarah wayang orang di Jogja sendiri digelar untuk merayakan momen penting di Keraton. Pagelaran wayang orang ini tidak ubahnya drama tari akbar yang megah dan disaksikan ratusan penonton.

Penasaran bagaimana sejarah dan peran wayang orang yang ada di Yogyakarta, khususnya di lingkup Keraton Jogja? Kamu bisa simak ulasan selengkapnya berikut ini tentang wayang orang di Jogja.

BACA JUGA : Fakta Unik Es Krim Tip Top, Kuliner Legenda Jogja yang Sudah Eksis Sejak Zaman Belanda

BACA JUGA : Menelusuri Bangunan Siti Hinggil, Singgasana Sang Sultan di Keraton Yogyakarta

Wayang Orang Disebut di Prastati Wimalasmara di Jawa Timur Pada 930 Masehi

Wayang orang dan wayang kulit berkembang secara bersamaan. Di mana keduanya saling mempengaruhi.

Menurut laman Kraton Jogja, keberadaan drama yang diperankan oleh manusia atau wayang orang ini telah disebut di Prastati Wimalasmara di Jawa Timur tahun 930 Masehi.

Wayang wwang menurut bahasa Jawa Kuno (Kawi) dalam prasasti tersebut. Wayang memiliki arti bayangan dan wwang memiliki arti manusia.

Wayang Orang dan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII

Wayang orang dalam perkembangannya mengalami kemajuan pesat pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada tahun 1921-1939. Di mana yang dikenal sebagai pelindung besar wayang orang.

Ada sebelas pertunjukan wayang orang yang digelar secara besar-besaran pada masa itu. Terdapat lakon bersambung Mintaraga dan Samba Sebit pada pertunjukan tersebut.

Pagelaran wayang tersebut diselenggarakan selama empat hari. Pagelaran ini untuk memperingati perkawinan beberapa putri Sri Sultan.

BACA JUGA : Mengenal Tradisi Mendhem Ari-Ari dan Brokohan di Lingkungan Yogyakarta

Kategori :