Bibit Bawang Merah Mahal, Pj Bupati Brebes Turun Tangan

Kamis 06-06-2024,17:07 WIB
Reporter : Eko Fidiyanto
Editor : M. Fatkhurohman

BREBES , DISWAYJOGJA - Harga bibit bawang merah di pasaran yang masih relatif mahal membuat pemerintah daerah Kabupaten Brebes turun langsung ke lapangan. Hal ini dilakukan sebagai langkah nyata pemerintah daerah dalam pengendalian inflasi sebagai tindak lanjut Program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

” Antisipasi kelangkaan menjadi solusi atas fluktuatif harga bawang merah di pasaran. Karena itu, Pemkab Brebes memastikan bahwa ketersediaan bawang merah se Indonesia ini bagus. Sebab, Brebes merupakan salah satu sentra penghasil bawang merah terbesar di Indonesia,” kata Pj Bupati Brebes Iwanuddin Iskandar usai tanam bawang merah di Desa Siasem, Wanasari, kemarin.

BACA JUGA:Ratusan Petani Bawang, Geruduk Tiga Kantor Parpol Daftarkan Ketua ABMI Nyalon Bupati Brebes

Iwan menyebut, penanaman ini untuk memastikan bahwa kondisinya bagus dan hasil panennya signifikan. Catatan lainnya selain pupuk sudah memadai dan stoknya pun masih aman, di sisi lain ketersediaan air jika memang dibutuhkan dari pemerintah akan membantu dengan pompanisasi irigasi bagi para petani.

Terkait dengan bibit bawang merah, pemerintah daerah akan segera turun tangan dan mengoptimalkan , jika ternyata harga bibit di pasaran masih relatif tinggi. Pemkab akan minta ke Kementerian Pertanian RI bagaimana cara atau treatment apa agar harga bibit bawang merah bisa turun.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Brebes Yulia Hendrawati menyampaikan , Pemkab Brebes segera berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian terkait pengendalikan harga bibit bawang. Dengan demikian, harganya bisa lebih terjangkau bagi masyarakat petani.

BACA JUGA:Harga Bawang Merah dan Cabai Keriting di Pasar Induk Brebes Masih Tinggi

Soal anjloknya produksi bawang merah Brebes dan masih mahalnya harga bibit , Yulia menuturkan, produksi bawang merah Brebes menurun . Sebab, luas tanam dan luas panen yang juga menurun akibat dampak perubahan iklim dengan kemarau yang lebih panjang dari kondisi normal.

” Kondisi ini berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Kondisi iklim menyebabkan munculnya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan juga adanya mundur waktu tanam menyesuaikan ketersediaan air, menunggu musim hujan tiba. Di beberapa lokasi juga ada yang alih tanam," ungkap Yulia.

Data dari DPKP, menyebutkan tahun 2023 lalu, Bawang Merah Luas Tanam 30.757 hektar, Luas Panen 32.571 hektar, Produksi 384.448 ton dengan Provitas 11,80 ton per hektar. "Terakhir, tahun 2023 Luas Tanam 26.331 hektar, Luas Panen 24.182 hektar, Produksi 289.942 ton dengan Provitas 11,99 ton per hektar e ," pungkasnya. (*) 

Kategori :