BUMIAYU , DISWAYJOGJA - Sungai Keruh yang melintasi wilayah Kecamatan Bumiayu mengalami per u bahan alur menyusul terjadinya beberapa kali banjir di sungai tersebut sebelumnya. Kondisi ini, memicu kekhawatiran warga masyarakat. Terlebih dengan mulai tingginya intensitas hujan di daerah hulu aliran sungai.
BACA JUGA:Saluran Air Diduga Tercemar Limbah Pabrik, Ribuan Ikan Kecil Mati Seperti yang terjadi di aliran sungai Keruh wilayah Desa Penggarutan Kecamatan Bumiayu, perubahan alur telah menyebabkan kerusakan saluran irigasi pertanian Bendung Wiraguna dan juga mengancam pemukiman di wilayah Dukuh Penggarutan, RT 01 RW 01 desa setempat. "Terdapat sekitar 40 hektare sawah terhambat pengairannya akibat saluran irigasi putus," ungkap Komarudin, petani setempat, Sabtu (9/12/2023). BACA JUGA:Hilangkan Kesan Kumuh, Pj Bupati Brebes Pimpin Bersihkan Sampah di Aliran Irigasi Pasar Induk Dikatakan, kondisi arus sungai Keruh semakin mengkhawatirkan sejak awal tahun 2018 lalu. Dimana banjir besar telah menjebol bronjong pengaman dan juga material sungai di sisi selatan saat banjir besar terjadi saat itu. "Sehingga akhirnya alur sungai justru mengarah ke sisi utara, dimana terdapat pemukiman warga. Padahal sebelumnya normalisasi sungai sudah dilakukan di bagian selatan, tapi ambrol diterjang banjir," terangnya. BACA JUGA:1.228 Petani Terima Bantuan Pompa Air BBG, Tekan Biaya Produksi 65 Persen Dikatakan, banjir juga telah mengancam pemukiman warga sempat terendam air limpasan sungai saat terjadi banjir. Warga khawatir karena karakter sungai Keruh memiliki arus kuat saat mengalami peningkatan volume air. "Selain arusnya kuat, banjir sungai keruh juga membawa material batu. Sehingga warga sangat was-was, dengan masih seringnya turun hujan saat ini," sambungnya. BACA JUGA:Masuk Masa Tanam, Petani Brebes Sulit Dapat Pupuk Subsidi, Tuding Kartu Tani Bikin Ribet Para petani berharap, dapat dilakukan penanganan berupa bangunan pengaman tebing sungai yang berbatasan dengan lahan pertanian maupun pemukiman warga. "Dengan catatan kondisinya harus benar-benar maksimal, dengan pertimbangan karakter arus sungai keruh yang sangat kuat terlebih saat sedang banjir," tandasnya. BACA JUGA:Mengenal Nyamuk Wolbachia, Teknologi Biologis untuk Pengendalian Nyamuk DBD Saat ini, dua lokasi perubahan alur sungai keruh sangat tampak yakni di wilayah Desa Penggarutan, wilayah Blere Desa Adisana dan dibawah Jembatan utama dalam kota Bumiayu. Sementara UPT DPSDA dan TU Pemali Hulu melalui staf Teknis Abdul Rokhim, tidak memungkiri terjadinya perubahan alur sungai Keruh tersebut. Dikatakan, selain di Penggarutan, perubahan alur sungai juga terjadi di bawah jembatan sungai Keruh dalam kota. Dimana alur sungai saat ini mengarah kebagian utara sungai. "Kondisi seperti ini setelah banjir beberapakali terjadi dialiran sungai. Dimana sesuai dengan karakter air yang mengarah ke permukaan yang lebih rendah, maka jika di badan sungai terdapat daerah yang lebih rendah maka air akan terus mengarah kesana dan membentuk alur baru," katanya. BACA JUGA:Debit Aliran Sungai Pemali Meningkat, Warga Desa Kalinusu Gunakan Perahu PenyeberanganKondisi lain yang turut berpengaruh pada perubahan alur sungai lanjut dia, adalah rusaknya daerah aliran di sekitar sungai. Hal ini bisa disebabkan gerusan arus yang mengikis tepi sungai maupun bencana longsor pada Daerah Aliran Sungai (DAS). "Sementara untuk kondisi yang terjadi saat ini sudah menjadi bahan laporan yang disampaikan kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)," jelasnya. (*)