Dorong Ketahanan Pangan Lokal, Sleman Genjot Peran BUMKal dan BUMKalMa
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan (PMK) Sleman, Budi Pramono, saat ditemui media di kantornya, Jumat (5/12/2025), menjelaskan peran BUMKal dan BUMKalMa dalam mendukung ketahanan pangan lokal.--Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id
SLEMAN, diswayjogja.id - Pemerintah Kabupaten Sleman terus mendorong pemberdayaan masyarakat melalui kelompok usaha berbasis kalurahan.
Salah satunya dengan memaksimalkan peran Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKal) dan BUMKal Bersama (BUMKalMa) untuk mendukung program ketahanan pangan.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan (PMK) Sleman, Budi Pramono, menuturkan itu memang bermanfaat untuk itu.
"Kalau ini bisa berjalan, tentunya nanti juga akan sinkron dengan kebijakan atau program MBG," katanya, Jumat (5/12/2025).
Ia menambahkan bahwa peran Kelompok Wanita Tani (KWT) dalam menanam sayur-sayuran atau memelihara ayam, meskipun skala kecil, bisa berdampak besar jika dikalikan dengan banyak kelompok.
“Meskipun skala per kelompok kecil, kalau dikalikan dengan banyak kelompok wanita, nanti juga bisa diakumulasikan menjadi jumlah yang cukup banyak, setidaknya bisa mensuplai dan mendukung kebutuhan Makan Bergizi Gratis (MBG),” ucapnya.
BACA JUGA : Sleman Umumkan 10 Kalurahan Terbaik Pengelola Dokumen Hukum
BACA JUGA : Pirukunan Tuwanggana, Lembaga Baru untuk Aspirasi dan Pembinaan Kalurahan di DIY
Ia menekankan bahwa upaya ini sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat dan didukung oleh keberadaan BUMKal dan BUMKalMa.
“Nah, ini saya kira benang merah yang kita pahami dari kebijakan yang ada, yang dilakukan oleh pemerintah pusat. Tentunya, peran dari BUMKal atau BUMKalMa ini juga sangat dominan,” ujarnya.
Saat ini, dari 86 kalurahan di Sleman, sebanyak 77 telah memiliki BUMKal, dan BUMKalMa bertambah menjadi 82, menyisakan empat kalurahan yang belum memiliki badan usaha ini.
Sebanyak 10 BUMKalMa di Sleman kini bergerak aktif mendukung ketahanan pangan lokal melalui pendirian Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Dari 10 BUMKALMA yang tersebar di berbagai kapanewon, delapan di antaranya telah mendirikan SPPG untuk memenuhi kebutuhan harian masyarakat.
"Kalau melihat dari situ, ternyata dari sisi ekonomi mereka kuat untuk melakukan itu. Artinya, ini memang sudah berjalan, khususnya untuk BUMKalMa," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: