Siaga Nataru, DPRD DIY Ingatkan UMKM dan Parkir Jangan 'Nuthuk Harga'
Sejumlah pedagang souvenir di Teras Malioboro Beskalan dikunjungi sejumlah wisatawan pada Selasa (5/8/2025) malam. --Foto: Anam AK/diswayjogja.id
YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, DPRD DIY meminta seluruh pemangku kebijakan dan pelaku usaha di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
Ketua Komisi B DPRD DIY, Andriyana Wulandari, menekankan pentingnya menjaga keamanan, kenyamanan, hingga stabilitas harga demi menghadapi lonjakan wisatawan.
Menurutnya, periode Nataru merupakan momentum dengan jumlah kunjungan wisatawan tertinggi sepanjang tahun. Karena itu, ia mengimbau pemerintah daerah untuk benar-benar mempersiapkan mitigasi risiko, terutama menghadapi potensi cuaca ekstrem yang tengah melanda.
“Data menunjukkan paling banyak wisatawan masuk DIY saat liburan Natal dan tahun baru. Maka kami menghimbau dari segi keamanan, kenyamanan, dan mitigasi terkait risiko saat ini, banjir, angin kencang, dan cuaca ekstrem, itu harus selalu disiapkan,” ujarnya saat ditemui di DPRD DIY, Rabu (3/12/2025).
BACA JUGA : DIY Rawan Longsor dan Banjir Saat Liburan, Ini Peta Risiko Versi Pakar UGM
BACA JUGA : Kerusakan Ekosistem Hulu DAS Perparah Banjir Bandang Sumatra, Ini Penjelasan Pakar UGM
Selain kesiapsiagaan keamanan, Andriyana menekankan pentingnya langkah konkret untuk menekan inflasi menjelang liburan akhir tahun. DPRD DIY mendorong Pemda DIY memperbanyak pasar murah dan operasi pasar guna menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok.
“Kita mendorong pemerintah untuk melaksanakan kegiatan pasar murah dan operasi pasar untuk menekan inflasi yang menjelang liburan ini,” katanya.
Ia menyebutkan, Rakorda terakhir juga telah menyepakati bahwa pasar murah dan operasi pasar akan menjadi program prioritas hingga penghujung tahun. Kegiatan tersebut sudah mulai berjalan berkat sinergi antara Pemda DIY dan pemerintah kabupaten/kota.
Andriyana juga menyoroti praktik “nuthuk harga” yang kerap muncul saat liburan, baik oleh pedagang maupun juru parkir. Ia menegaskan, praktik menaikkan harga secara tidak wajar dapat merusak citra pariwisata Yogyakarta.
BACA JUGA : Tidak Ada Penutupan Malioboro Saat Nataru, Pemkot Yogyakarta Pastikan Titik Nol Tetap Dibuka
BACA JUGA : Kebijakan Malioboro Tanpa Kendaraan Dievaluasi, Pedagang Keluhkan Turunnya Transaksi
“Kami menghimbau UMKM untuk jangan nuthuk rego, dan parkir juga jangan nuthuk parkir. Wisatawan harus datang dengan nyaman dan ingin kembali lagi ke sini,” tuturnya.
Menurutnya, keramahtamahan dan etika khas masyarakat Yogyakarta yaitu tata krama dan unggah-ungguh adalah daya tarik wisata yang harus dijaga, bukan dieksploitasi melalui harga yang tidak wajar.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: