Atasi Masalah Sampah, Mahasiswa UGM Ciptakan Wormy Box yang Bikin Cacing Jadi Pahlawan Lingkungan
Lima mahasiswa UGM berhasil menciptakan Wormy Box, inovasi budidaya cacing tanah berbasis teknologi Internet of Things (IoT) yang mampu mengolah sampah organik rumah tangga menjadi pupuk organik cair (POC), disampaikan di UGM, Jumat (10/10/2025). --Foto: Anam AK/diswayjogja.id
SLEMAN, diswayjogja.id - Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil menciptakan Wormy Box, inovasi budidaya cacing tanah berbasis teknologi Internet of Things (IoT) yang mampu mengolah sampah organik rumah tangga menjadi pupuk organik cair (POC) dan vermikompos bernilai jual tinggi.
Tim ini terdiri dari Azkal Anas Ilmawan (Fakultas Teknik, 2022), Fikriansyah Ridwan (Fakultas Teknik, 2023), Vidhyazputri Belva Aqila (Fakultas Ekonomika dan Bisnis, 2023), Maulana Iqbal Pambudi (Fakultas Peternakan, 2023), serta Maureen Arsa Sanda Cantika (Sekolah Vokasi, 2022).
Menurut Fikriansyah Ridwan, Wormy Box dirancang menggunakan mikrokontroler yang berfungsi untuk mengontrol dan memantau suhu serta kelembaban media cacing.
“Fungsinya agar cacing bisa hidup optimal dan berkembang biak dengan baik. Jika suhu terlalu panas, kipas akan otomatis menyala untuk menjaga kondisi media,” jelas Fikri ditemui di UGM, Jumat (10/10/2025).
BACA JUGA : Tunggu Enam Tahun, Mahasiswa UGM Raih Juara 2 Kompetisi Aktuaria Internasional 2025
BACA JUGA : Rektor UGM Sentil Kondisi PKL Jalan Kaliurang, Malam Hari Ramai tapi Belum Tertib
Kotak Wormy Box ini dilengkapi sensor suhu dan kelembaban yang terhubung dengan sistem kendali otomatis. Teknologi ini dikemas dalam wadah hasil 3D printing, lengkap dengan layar dan tombol kendali.
Sementara itu, Maulana Iqbal Pambudi menjelaskan bahwa timnya memilih cacing African Night Crawler (ANC) sebagai organisme utama karena memiliki daya konsumsi tinggi terhadap sampah organik.
“Kami menggunakan cacing remaja karena pada usia itu cenderung sangat konsumtif. Mereka mampu mendekomposisi sampah organik rumah tangga dan menghasilkan pupuk cair serta vermikompos,” ujar Iqbal.
Dalam satu paket Wormy Box, telah disiapkan 250 gram cacing dan 300 gram media bedding hasil formulasi tanah dan ampas sagu dengan perbandingan 1:1. Formula ini memungkinkan cacing beradaptasi lebih cepat dan hidup lebih lama di dalam media.
BACA JUGA : 269 Tahun Kota Yogyakarta: Hasto Wardoyo Fokus Benahi Sampah, Sungai, dan Penataan Malioboro
BACA JUGA : Hasto Targetkan Kurangi 50 Ton Sisa Makanan per Hari, Tekan Timbunan Sampah di Depo
Dari sisi bisnis, Vidhyazputri Belva Aqila menyampaikan bahwa Wormy Box dijual dengan harga Rp699.999 per unit, lengkap dengan alat, cacing, media bedding, dan sekop kecil untuk panen hasil dekomposisi.
“Kami sudah menjual empat unit dengan target pasar B2B kepada peternak cacing dan B2C kepada ibu rumah tangga serta komunitas peduli lingkungan,” terang Belva.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: