Hasto Wardoyo Buka Indonesian Street Performance 2025 di Titik Nol Jogja

Hasto Wardoyo Buka Indonesian Street Performance 2025 di Titik Nol Jogja

Walikota Yogyakarta Hasto Wardoyo saat membuka Indonesian Street Performance 2025 di Titik Nol Yogyakarta - Kristiani Tandi Rani --

YOGYAKARTA, diswayjogja.id — Semangat budaya membuncah di jantung Kota Yogyakarta. Bertempat di kawasan Titik Nol Kilometer, Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo resmi membuka Indonesian Street Performance 2025, Rabu malam (6/8/2025), dalam suasana yang semarak dan penuh warna warisan nusantara.

“Kawasan Malioboro ini adalah bagian dari sumbu filosofi. Kita berada di titik nol, tempat yang sungguh luar biasa,” katanya dengan antusias saat memberikan sambutan. 

“Hari ini merupakan momentum luar biasa karena Bapak-Ibu sekalian hadir dalam acara Indonesian Street Perform yang kita adakan bersama-sama," ucapnya. 

Acara yang digelar di pusat denyut Kota Yogyakarta ini menghadirkan parade pertunjukan jalanan dari berbagai daerah. 

BACA JUGA : Yogyakarta Tuan Rumah Rakernas JKPI 2025, Hasto Wardoyo Pamerkan Warisan Budaya Kota Pusaka

BACA JUGA : QRIS TAP Sektor Transportasi Dimulai di Yogyakarta, Sri Sultan Sebut Digitalisasi Budaya

Tiga tema besar yang diusung: Pusaka Wastra Nusantara, Pusaka Kria Nusantara, dan Pusaka Kesatria Nusantara, menjadi jendela interaksi kultural antara peserta karnaval dan masyarakat luas.

Wastra Nusantara memamerkan kekayaan kain tradisional dari penjuru Indonesia dari tenun Nusa Tenggara hingga batik Jawa. 

Sementara itu, Kria Nusantara menonjolkan kerajinan lokal seperti topeng-topeng tradisional yang sarat makna dan identitas. 

Tema Kesatria Nusantara turut menghadirkan figur-figur pahlawan lokal sebagai lambang keberanian dan karakter unggul bangsa.

“Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada 75 kota dan kabupaten anggota Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) yang hadir kali ini,” tuturnya. 

Ia juga memberikan pujian khusus kepada Jogja Cross Culture, selaku kurator acara, karena telah menjaga kualitas artistik yang luar biasa dalam setiap pertunjukan.

Lebih dari sekadar panggung budaya, acara ini juga dimaknai sebagai pemicu geliat ekonomi kreatif yang berkelanjutan. 

Hasto menekankan pentingnya menjaga ekosistem kawasan, menghormati pedagang, komunitas lokal, hingga pengelolaan sampah.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait