Wawan Harmawan Minta 108 Arsitek IAI DIY Kawal Desain Kawasan Sumbu Filosofis

Wawan Harmawan Minta 108 Arsitek IAI DIY Kawal Desain Kawasan Sumbu Filosofis

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan (kanan) dan Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) DIY, Erlangga Winoto (kiri), saat menghadiri Peringatan HUT ke-50 IAI DIY di Yogyakarta, Sabtu (1/11/2025).--Dok. Pemkot YK

YOGYAKARTA, diswayjogja.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berencana menjalin kolaborasi dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk memperkuat tata kota berbasis kearifan lokal. 

Sebanyak 108 arsitek berlisensi dari IAI DIY siap mengawal desain kawasan Sumbu Filosofis agar tetap selaras dengan karakter budaya khas Yogyakarta.

Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Harmawan menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan para arsitek dalam mewujudkan tata ruang kota yang “sejogja-jogjanya”.

“Jogja ini gudangnya orang pintar, gudangnya arsitek. Tapi saya jujur, kadang miris. Banyak tempat di kota ini yang sebetulnya bisa digarap dan didesain teman-teman IAI agar benar-benar menjadi Kota Yogyakarta yang sejogja-jogjanya,” ujar Wawan saat menghadiri Peringatan HUT ke-50 IAI DIY di Yogyakarta, Sabtu (1/11/2025).

BACA JUGA : Penataan Pengamen di Yogyakarta, Disbud DIY Sebut Sumbu Filosofis Jadi Kawasan yang Lebih Nyaman

BACA JUGA : Ratusan Orang Lakukan Reresik Kawasan Malioboro, Jaga Sumbu Filosofi Yogyakarta

Dia menambahkan, Pemkot Yogyakarta sangat terbuka terhadap kolaborasi dengan IAI DIY dalam berbagai program penataan kota.

“Kami di pemerintah berharap besar kepada IAI. Kalau belum ada kerja sama resmi, nanti bisa segera kita tindak lanjuti. Saya siap percepat, kalau bisa Senin depan sudah jalan. Pemerintah sekarang harus sat-set bat-bet, Jogja ini nggak bisa ditunggu,” tegasnya.

Menurut Wawan, kolaborasi ini menjadi langkah penting untuk memastikan pembangunan kota tetap berlandaskan nilai budaya dan filosofi Yogyakarta.

“Kami ingin desain kota ini mengandung local wisdom. Misalnya di Mantrijeron, itu bagian dari Sumbu Filosofi. Maka desainnya harus seragam dan selaras dengan karakter kawasan. Kami juga ingin ada penanda khas di pintu masuk kota supaya orang yang datang langsung tahu: ini Jogja,” tuturnya. 

BACA JUGA : Perda Reklame Yogyakarta Diperketat, Dinas Tata Ruang Sebut Banyak Pelanggaran Visual

BACA JUGA : Mulai Jam 5 Sore, Malioboro Menuju Kawasan Full Pedestrian dan Ramah Wisatawan

Selain itu, Wawan juga mendorong keterlibatan arsitek di tingkat kampung agar setiap wilayah memiliki ciri khas arsitektur yang kuat.

“Kami ingin IAI bermitra dengan 169 kampung di Kota Yogyakarta untuk membantu mendesain kawasan, supaya punya kekhasan Jogja yang kuat,” terangnya. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: