Masjid Nurul Amin dan Merti Dusun: Simbol Gotong Royong, Moral dan Pelestarian Budaya di Bantul

Masjid Nurul Amin dan Merti Dusun: Simbol Gotong Royong, Moral dan Pelestarian Budaya di Bantul

Prosesi peresmian Masjid Nurul Amin dengan pemasangan mustaka dan merti dusun di Dusun Benyo, simbol gotong royong, moral, dan pelestarian budaya Bantul.--Foto: HO (Humas Pemkab Bantul)

BANTUL, diswayjogja.id - Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menekankan bahwa keberhasilan pembangunan masjid menjadi cermin kerja sama warga dan penguatan moral masyarakat.

“Masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga benteng moral, pusat dakwah, dan wadah silaturahmi. Semua harus disepakati dengan cara yang baik. Mari kita wujudkan bersama-sama dengan semangat guyub rukun, saling membantu, dan bekerja sama,” katanya saat ditemui Selasa (30/9/2025).

Ia menegaskan, pembangunan masjid yang dilakukan secara gotong royong menunjukkan bahwa budaya leluhur yang menekankan musyawarah dan persatuan masih relevan.

“Kebudayaan leluhur kita mengajarkan bahwa manusia tidak boleh menang-menangan. Semua harus dilakukan dengan musyawarah dan saling menghormati,” ucapnya.

Selain itu, ia menyoroti peran tradisi merti dusun sebagai media pendidikan sosial.

Ia menjelaskan bahwa merti dusun bukan sekadar adat, tetapi sarana menanamkan nilai kebersamaan, solidaritas, dan penghargaan terhadap hasil kerja bersama.

BACA JUGA : Safari Jumat di Tempel, Wabup Sleman Ajak Warga Jaga Keamanan, Bijak Bermedsos, dan Makmurkan Masjid

BACA JUGA : Bupati Bantul Dorong Fatwa Haram Buang Sampah Dibaca di Masjid dan Gereja

“Merti dusun mengajarkan gotong royong, kebersamaan, dan saling menghargai. Ini bagian dari pendidikan sosial bagi generasi muda,” tuturnya.

Ia juga menekankan pentingnya memanfaatkan fasilitas keagamaan untuk membentuk karakter masyarakat.

“Melalui masjid, warga bisa belajar nilai moral, menjaga tradisi, dan memperkuat kehidupan sosial yang rukun dan produktif,” ujarnya.

Menurutnya, masjid yang dibangun secara kolektif tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan pendidikan dan sosial, sekaligus menjaga keberlanjutan budaya lokal.

Lebih jauh, ia menekankan bahwa nilai gotong royong dan kebersamaan yang tertanam dalam masyarakat harus dijaga sebagai fondasi pembangunan sosial.

“Dengan semangat bersama, warga dapat menciptakan fasilitas yang bermanfaat untuk ibadah, pendidikan, dan kegiatan sosial sekaligus menjaga keberlanjutan budaya,” jelasnya.

BACA JUGA : Bupati Bantul Dorong Fatwa Haram Buang Sampah Dibaca di Masjid dan Gereja

BACA JUGA : Teladani Akhlak Nabi Muhammad SAW, Jamaah Masjid Riyadhus Sholihin Slerok Diajak Bersalawat dan Hindari Ghibah

Peresmian masjid dan pelaksanaan merti dusun, menurut Halim, menjadi bukti nyata bahwa budaya dan moral dapat berjalan beriringan. Acara ini menegaskan bahwa pembangunan spiritual dan penguatan nilai sosial harus menjadi prioritas, bukan sekadar penyelesaian fisik.

Masyarakat Dusun Benyo, Sendangsari, Pajangan, Bantul, baru-baru ini merayakan momen bersejarah dengan peresmian Masjid Nurul Amin pada Minggu (28/9/2025). Acara ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, serta prosesi sakral pemasangan mustaka atau mahkota atap masjid.

Peresmian masjid ini berlangsung bersamaan dengan tradisi merti dusun, ritual turun-temurun sebagai ungkapan syukur atas limpahan rezeki dan keberkahan. Tradisi ini dimeriahkan oleh kirab gunungan hasil bumi, yang melambangkan kesuburan, persatuan, serta doa bersama untuk kesejahteraan warga.

BACA JUGA : Tradisi Sewindu Jejak Banon, Sri Sultan HB X Robohkan Bata Sisi Selatan Masjid Gedhe

BACA JUGA : Safari Jumat Sleman: Wabup Danang Serahkan Bantuan Masjid Rp25 Juta dan Dokumen Kependudukan

Kombinasi peresmian masjid dan merti dusun menjadi simbol harmoni antara pembangunan spiritual dan pelestarian budaya lokal.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait