Mulai Berjalan, 27 Puskesmas di Kabupaten Bantul Jalankan Simulasi Program Cek Kesehatan Gratis

Mulai Berjalan, 27 Puskesmas di Kabupaten Bantul Jalankan Simulasi Program Cek Kesehatan Gratis

27 Puskesmas di Kabupaten Bantul mulai jalankan simulasi Program Cek Kesehatan Gratis-Foto by Freepik-

BACA JUGA : DIY Kembali Jadi Ikon Event INACRAFT Tahun 2025, Targetkan Transaksi hingga Rp100 Miliar

BACA JUGA : Kenalkan Potensi Unik, Pemkot Yogyakarta Gelar Tour De Kotabaru 2025 dalam Upaya Kembangkan Kotabaru

Permudah Masyarakat Akses Layanan Kesehatan

Dia menambahkan, masyarakat bisa mendapatkan CKG dalam kurun waktu mulai dari hari ulang tahun+30 hari, sehingga ini akan mempermudah masyarakat untuk mengakses layanan kesehatan tanpa harus menunggu lama.

Sedangkan untuk CKG sekolah akan dilaksanakan mulai Juli 2025, yang bertepatan dengan tahun ajaran baru. 

Pemeriksaan ini akan menyasar anak usia 7-17 tahun yang berada di sekolah-sekolah. 

"CKG khusus diperuntukkan bagi ibu hamil dan balita dengan jadwal pemeriksaan di Puskesmas dan Posyandu," ucap Abed.

Sofware Masih Bermasalah

Kepala Puskesmas Pleret Santoso Hardoyo mengakui telah mendapatkan perintah melakukan simulasi CKG mulai Senin (10/2/2025) hingga sepekan ke depan. 

Sejauh ini sejumlah persiapan pun telah dilakukan oleh Puskesmas Pleret untuk simulasi. Meskipun, terus ada perkembagan yang signifikan.

"Secara software belum bisa. Padahal pencatatannya harus dimasukkan ke software. Kemarin dari Kementerian katanya sudah bisa masuk ke software. Tapi, tadi siang saya coba, juga belum bisa. enggak tahu sekarang sudah bisa atau belum," terang Santoso.

Padahal, kata Santoso, menurut Permenkes RI orang yang mau mengakses CKG di puskesmas itu  harus menginstall Satu Sehat Mobile, setelah itu diverifikasi akunnya. 

BACA JUGA : Pasar Terban Direvitalisasi, Pemkot Yogyakarta dan BPPW PUPR DIY Targetkan Akan Selesai di Juli 2025

BACA JUGA : Tour De’ Kotabaru Jadi Agenda Tahunan Digelar Februari 2025, Hadirkan Berbagai Kegiatan Menarik

Setelah verifikasi akun, orang itu juga harus melakukan screening kesehatan secara mandiri dan isi quesioner.

"Baru setelah itu 7 hari dia datang ke puskesmas. Puasa 8 sampai 10 jam, terus cek gula. Nah, sampai saat ini aplikasi untuk mengisi saja belum ada, mungkin baru hari ini, jadi secara teknis ini memang masih simulasi semua," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harianjogja.com