Secara Eksklusif, Batik Asthabrata Dipamerkan di INACRAFT 2025
![Secara Eksklusif, Batik Asthabrata Dipamerkan di INACRAFT 2025](https://jogja.disway.id/upload/03a2d1fddcdc4fae723e3fc941d396bd.jpg)
Secara eksklusif, Batik Asthabrata dipamerkan pada INACRAFT 2025-jogjaprov.go.id-
Sakralnya naskah yang mengejawantah dalam batik ini, menjadi alasan kuat, bahwa Batik Asthabrata tidak bisa dipakai. Hal ini karena mengenakan batik adalah soal rasa, yang menuntut kepekaan.
“Saya memang membatik dari naskah dan itu tidak gampang. Naskah kuno memiliki jiwa karena sudah ada sejak ribuan tahun lamanya. Untuk menciptakan batik yang merupakan penghijauan tahan dari naskah kuno saya pun harus meminta izin pada leluhur terlebih dahulu apakah diperkenankan membatik dari naskah yang ada,” papar Gusti Putri.
BACA JUGA : Kibarkan Eksistensi Yogyakarta di Ranah Dunia Lewat Festival Batik
BACA JUGA : Mengenal Batik Sinom Parijotho dari Sleman, Motif Bunga Parijotho Jadi Center of Interest
Selain batik Asthabrata, batik Surya Mularjo dan Indra Widagda juga mempunyai cerita yang luar biasa. Keduanya dibatik dan diciptakan sendiri polanya oleh Gusti Putri.
Batik Suryo Mularjo diciptakan pada saat dhaup ageng pangeran pertama Puro Pakualaman. Dari batik Suryo Mularjo Gusti Putri mengkreasikan banyak batik turunan dengan berbagai macam motif yang digunakan oleh pengantin itu sendiri, pada saat akad nikah, resepsi, midodareni, untuk orang tua, panitia serta keluarga.
Pun dengan batik Indra Widagda yang dikreasikan khusus untuk pernikahan pangeran kedua Pura Pakualaman.
Diberi nama Indra Widagda, karena terinspirasi dari Batara Indra, yang merupakan simbol dari ilmu pengetahuan yang harus ada pada seorang pemimpin.
BACA JUGA : Mengenal Sekar Jagad: Motif Batik Yogyakarta yang Memiliki Keindahan dan Keunikan
BACA JUGA : Pemkot Yogyakarta Integrasikan Seni Membatik Dengan Kurikulum Sekolah, Untuk Mengenalkan Batik Sejak Dini
Permaisuri Kadipaten Pakualaman ini mengaku sudah 13 tahun lamanya menjadi penggiat batik. Selama kurun waktu tersebut sekitar 200-an desain batik sudah mendapatkan HAKI, dan sisanya akan menyusul.
Ia juga mengaku memiliki banyak pengrajin yang tersebar di berbagai daerah di Yogyakarta. Ada ciri khas tersendiri pada desain batik khas [uro Pakualaman karya Gusti Putri yang tidak bisa didapatkab pada desain batik lainnya.
Gusti Putri juga banyak mengusung warna sogan Jogja yang merupakan ciri khas dari kota budaya tersebut.
“Saya untuk warna tetap dengan yang klasik dengan slogan Jogja. Karena saya ada di lingkungan kerajaan jadi memang membatik klasik sudah menjadi ciri khas saya,” ungkap Gusti Putri.
BACA JUGA : Batik Kayu Diunggulkan, Krebet Bantul Menjadi Nominator Lomba Desa Wisata Berkelas Dunia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: jogjaprov.go.id