Ajak Masyarakat dalam Program Penanganan Stunting, DP3AP2KB Yogyakarta: Pola Asuh Orang Tua Jadi Faktor Kunci

Ajak Masyarakat dalam Program Penanganan Stunting, DP3AP2KB Yogyakarta: Pola Asuh Orang Tua Jadi Faktor Kunci

Pemkot Yogyakarta ajak masyarakat turut serta dalam peran mengurangi angka stunting-Foto by warta.jogjakota.go.id-

BACA JUGA : Klub Softball Partha Jogja Borong Juara dan Penghargaan di Mega Fox Semarang Open 2025

BACA JUGA : Petani di Sleman Dikenai Biaya Tambahan Saat Pembelian Pupuk Bersubsidi, Begini Penjelasan Dristibutor

Upaya Pemberian Edukasi Gizi

Menurutnya, edukasi gizi diberikan kepada remaja putri untuk mencegah anemia, yang nantinya bisa menjadi salah satu faktor risiko stunting. 

Kasus anemia pada remaja putri berhasil ditekan dari 29,5 persen pada 2023 menjadi 25,67 persen di 2024 melalui konsumsi tablet tambah darah.

"Lalu, program ANC terpadu untuk ibu hamil dan pemantauan pertumbuhan balita melalui posyandu terus diperkuat. Termasuk sweeping imunisasi untuk memastikan cakupan optimal," ucapnya.

Faktor Orang Tua Perokok

Berdasarkan hasil survei yang dilaksanakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogya, pola asuh orang tua menjadi salah satu pemicu masih tingginya kasus stunting.

Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga DP3AP2KB Kota Yogya, Herristanti, berujar, pihaknya melakukan survei ketahanan keluarga yang mengungkap beberapa faktor terkait stunting.

Survei tersebut, digunakannya sebagai acuan untuk kampanye informasi, edukasi dan komunikasi (KIE) yang lebih tepat sasaran.

"Hasil survei mengungkapkan, tingginya angka perokok di keluarga, hampir 50 persen, menjadi salah satu faktor stunting," katanya, Rabu (29/1/2025).

BACA JUGA : Tragedi di Pantai Drini, Satpol PP DIY Minta Kabupaten Tambah Petugas Jaga Saat Musim Libur Panjang

BACA JUGA : Dua Kereta Api Lewat Jalur Selatan Yogyakarta, Imbas Normalisasi Jalur Grobogan

"Kemudian, ada juga rumah tidak layak huni, serta kurangnya perhatian terhadap pola asuh pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK)," urai Herristanti.

Fenomena itu, sejalan dengan deretan penelitian internasional yang membuktikan bahwa rokok merupakan salah satu penyebab tingginya angka stunting di negara berkembang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jogja.tribunnews.com