Agus Pambagio: Perluasan Stasiun di Yogyakarta Harus Segera Dilaksanakan
Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio menilai kapasitas penumpang di Stasiun Tugu Yogyakarta sudah sangat terbatas, maka diperlukan segera perluasan stasiun tersebut --Foto: Anam AK/diswayjogja.id
YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Stasiun Tugu Yogyakarta dan Stasiun Lempuyangan yang terletak di kota Yogyakarta memiliki kemiripan dengan Stasiun Gambi dan Stasiun Pasar Senen yang berada di Jakarta.
Hal ini dinilai menjadi salah satu alasan perlunya dilakukan perluasan untuk kedua stasiun Yogyakarta tersebut.
Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio, menilai kemampuan menampung penumpang kedua stasiun di Yogyakarta tersebut sudah terbatas, maka ia menilai perlu segera dilakukan perluasan.
"Kita lihat bahwa kemampuan dari Stasiun Jogja dan Lempuyangan sama seperti Jakarta Gambir versus Stasiun Senen, itu sudah tidak muat ya (kapasitas penumpang). Jadi memang ada rencana dulu ada perluasan Stasiun Tugu dan Lempuyangan ini harus segera dilaksanakan," jelas Agus di Stasiun Tugu Yogyakarta, Sabtu (28/12/2024).
Menurutnya, persoalan lahan yang menjadi milik Sultan Ground harus segera diselesaikan. Pasalnya, penduduk yang semakin banyak dan kapasitas stasiun perlu segera diperluas karena dipastikan kapasitasnya bakal naik.
BACA JUGA : PT KAI Daop 6 Hadirkan Roadshow Batik di Stasiun Yogyakarta
BACA JUGA : Stasiun Tugu Jogja sedang Dalam Pengembangan, Polsek Gedongtengen Akan Kena Relokasi
"Terlepas dari kondisi ekonomi yang tidak terlalu bagus, kepadatan (penumpang) sudah tinggi sekali yang mana mengurangi kenyamanan. Banyak perubahan, namun ruangnya tetap terbatas," jelasnya.
Berdasarkan pengamatannya, perluasan Stasiun Tugu Yogyakarta dan Lempuyangan bisa menggunakan area Sultan Ground atau meningkatkan bangunan ke lantai atas, seperti yang dilakukan di stasiun Jatinegara.
"Manggarai itu naik ke atas (lahannya), kalau tidak ya tidak muat. Padat sekali, jadi tidak nyaman dan kebersihan akan terganggu. Saya meminta pemerintah harus segera memutuskan bagaiamana mekanismenya, tidak hanya beautifikasi tapi multifungsi dari sebuah stasiun," kata Agus.
Ia menilai, kondisi tersebut sangat sulit untuk sebuah stasiun yang dijadikan moda transportasi publik utama oleh masyarakat saat bepergian. Bahkan, ia memantau saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024-2025 terjadi kepadatan di dua stasiun tersebut.
BACA JUGA : PT KAI Daop 6 Yogyakarta Perpanjang Pengoperasian Direct Train, Tiket Terjual Mencapai 75 Persen
BACA JUGA : PT KAI Daop 6 Yogyakarta Jalankan Lagi 1 Kereta Tambahan, Total 12 Kereta Tambahan pada Masa Nataru
"Ini baru libur Nataru, bagaimana nanti kalau saat Lebaran ya. Ini tidak nyaman betul, seperti jaman dahulu kan, membludak," papar Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: