Terima 184 Aduan Terkait Pinjol Ilegal di Yogyakarta, OJK Luncurkan Indonesia Anti-Scam Center

Terima 184 Aduan Terkait Pinjol Ilegal di Yogyakarta, OJK Luncurkan Indonesia Anti-Scam Center

OJK DIY terima 184 aduan terkait pinjol ilegal dan investasi ilegal lainnya-Foto by Radar Jogja-

Untuk mengantisipasi kejahatan scam atau penipuan di sektor keuangan, Eko mengatakan OJK telah meluncurkan Indonesia Anti-Scam Center (IASC) pada 22 November 2024. Lewat program tersebut, penipuan melalui transaksi perbankan bisa ditindak secepat mungkin.

"IASC bisa membantu masyarakat yang terkena penipuan agar bisa melakukan pemblokiran, sehingga dananya bisa diselamatkan," ujar dia.

Eko juga memaparkan OJK DIY telah menggelar 131 kegiatan edukasi keuangan baik secara offline maupun online sepanjang Januari hingga November 2024. Kegiatan ini melibatkan total 13.642 peserta dari DIY dan wilayah lain di Indonesia.

Industri Jasa Keuangan di DIY Tumbuh Positif

Pada kesempatan yang sama, Eko turut memaparkan perkembangan Industri Jasa Keuangan (IJK) di DIY sampai dengan Oktober 2024. 

Pihaknya menilai performa IJK di DIY stabil dengan pertumbuhan positif, likuiditas memadai, dan profil risiko terjaga.

BACA JUGA : Menteri ATR/BPN Nusron Wahid: Segera Bertemu Sri Sultan Soal Hak Tanah di Yogyakarta

BACA JUGA : Mengulas Sejarah Monumen Jogja Kembali, Saksi Bisu Perjalanan Bangsa Indonesia

Aset perbankan di DIY tumbuh 6,11 persen (yoy) menjadi Rp111,51 triliun, naik dari pertumbuhan September sebesar 5,98 persen (yoy). 

Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp91,92 triliun, tumbuh 4,74 persen (yoy), namun sedikit turun dibandingkan September yang tumbuh 5,50 persen (yoy).

Kredit perbankan naik 9,00 persen (yoy) menjadi Rp62,77 triliun. Tiga sektor dengan pertumbuhan tertinggi adalah listrik, gas, dan air (134,88 persen), konstruksi (35,60 persen), serta pertambangan dan penggalian (35,43 persen). 

Rasio kredit bermasalah/Non Performing Loan (NPL) turun dari 4,25 persen pada September menjadi 4,24 persen di Oktober 2024.

Kredit UMKM mencapai Rp28,74 triliun atau tumbuh 2,58 persen (yoy), dengan market share 45,80 persen dari total kredit perbankan. 

Angka ini turun dari September (46,03 persen) tetapi tetap melampaui target pemerintah sebesar 30 persen. NPL UMKM membaik dari 6,30 persen (September) menjadi 6,24 persen (Oktober).

Perusahaan pembiayaan mencatat perlambatan pertumbuhan pada September 2024, dari 21,08 persen menjadi 16,77 persen (yoy). 

Meski begitu, kualitas kredit membaik, dengan rasio Non Performing Financing (NPF) turun dari 2,43 persen (Juni) menjadi 2,36 persen (September).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jogja.idntimes.com