Partisipasi Pemilih di Pilkada 2024 Alami Penurunan, Begini Kata Bawaslu

Partisipasi Pemilih di Pilkada 2024 Alami Penurunan, Begini Kata Bawaslu

Partisipasi pemilih di Jogja menurun, ini kata Bawaslu-Foto by Jogjapolitan-

BACA JUGA : Indonesia ICH Festival 2024: Penari Sanggar Sekar Kinanti dan Sri Rejeki Hibur Ratusan Pengunjung

Faktor Penyebab Penurunan Partisipan

"Kemudian ada faktor lain yang memungkinkan menjadi penyebab penurunan partisipasi pemilih. Yaitu beberapa kalangan masyarakat tidak mendapatkan informasi yang cukup tentang sosok calon di wilayahnya, atau mereka tidak menemukan sosok yang menurutnya ideal [sehingga memilih tidak datang ke TPS]," katanya.

Meski demikian, Najib belum dapat memastikan angka penurunan partisipasi pemilih tersebut karena saat ini masih dalam proses penghitungan. 

Adapun data penurunan pemilih itu ia dapatkan dari sampel ke TPS ketika tim Bawaslu melakukan pengawasan.

"Sebenarnya di Jogja ini pernah terjadi menurunnya angka partisipasi pemilih ketika Pilkada setelah gempa 2006, saat itu penurunannya sangat drastis bahkan di Kota Jogja saat itu partisipasinya hanya 52 persen. Tetapi tentu tidak bisa dijadikan parameter Pilkada saat ini," ujarnya.

Data Agregat Jumlah Pemilih

Sementara Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Humas Bawaslu DIY, Umi Illiyana mengungkapkan hingga saat ini data agregat jumlah pemilih belum sepenuhnya terkumpul.

BACA JUGA : Wujudkan dan Dukung Iklim Hukum Berkeadilan, Dirjen Bea Cukai Sediakan Mekanisme Keberatan

BACA JUGA : Angka Partisipasi Pemilih Pilkada di Jogja Jauh Menurun, Begini Catatan Bawaslu DIY

Namun menurunnya angka partisipasi pemilih menjadi bahan evaluasi untuk ke depannya, terutama terkait partisipasi masyarakat dalam pilkada.

"Sisa-sisa persoalan ini mencakup partisipasi pemilih dan indeks kerawanan pemilu. Sebelumnya, kita sudah memprediksi bahwa tingkat partisipasi masyarakat mungkin akan menurun pada pilkada kali ini," ujarnya.

Umi menambahkan, salah satu faktor utama menurunnya jumlah pemilih dalam pilkada di DIY adalah pengurangan drastis jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS). Penurunan bahkan hingga mencapai sekitar 50 persen dibandingkan pemilu sebelumnya.

Penurunan jumlah TPS ini menyebabkan jarak geografis antara pemilih dan TPS semakin jauh. Akibatnya memengaruhi tingkat partisipasi masyarakat. 

Faktor mobilisasi menjadi lebih sulit, terutama di daerah seperti Gunungkidul. Kondisi serupa juga terjadi di Sleman, terutama di bagian timur dan barat. 

Misalnya di kawasan Prambanan, yang memiliki kondisi geografis berupa daerah pegunungan dan dataran rendah. Kondisi geografis ini turut berkontribusi pada rendahnya partisipasi masyarakat. 

Selain itu, meskipun jumlah pemilih per TPS bertambah, hal ini tidak serta merta meningkatkan partisipasi masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harianjogja.com