Sejumlah Ormas dan Mahasiswa Kembali Suarakan Penolakan Terkait Peredaran Miras di Wilayah DIY

Sejumlah Ormas dan Mahasiswa Kembali Suarakan Penolakan Terkait Peredaran Miras di Wilayah DIY

Deklarasi penolakan peredaran miras digelar bersamaan dengan seminar di kampus UAD-jogjapolitan.harianjogja.com-

Karena itu ia mengajak semua elemen masyarakat harus bahu-membahu untuk mengatasinya.

“Ada teman-teman ormas Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, KNPI dan ormas-ormas yang lain serta mahasiswa kita bersama-sama menentang miras di Daerah Istimewa Yogyakarta. Maka ini akan menjadi pekerjaan yang lebih ringan ketika dilaksanakan bersama-sama,” katanya.

Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) DIY, Iwan Setiawan menilai masih sangat mudah untuk membeli miras di DIY, semudah membeli es teh di angkringan, karena banyak outlet miras.

Outlet miras ini melakukan promosi dengan membuat poster dan iklan dengan tema Islami, sehingga ormas islam berpikir harus menegakkan antara hak dan bathil dan menolak masuknya miras di DIY.

BACA JUGA : Hiswana Migas DIY Berharap 4 SPBU yang Ditutup Segera Beroperasi dengan Sistem KSO, Begini Respons Pertamina

BACA JUGA : Sidang Perkara Sengketa Lahan Stasiun Tugu Yogyakarta Digelar, Sudah Masuk Tahap Mediasi

“Setelah dilakukan berbagai deklarasi akhirnya MUI, NU dan Muhammdiyah melakukan gerakan tolak berdirinya toko miras. Gerakan ini mendapatkan respon negatif dari para pengedar miras,” katanya.

“Namun sealu disampaikan bahwa berkaitan dengan miras kita tidak akan melakukan gerakan kekerasan, urusan penutupan itu adalah urusan aparat dan penegak hukum, sedangkan kami adalah gerakan-gerakan moral,” lanjut Iwan.

Setelah itu keluarlah instruksi gubernur DIY No. 5/2024 tentang optimalisasi pengendalian dan pengawasan minuman beralkohol yang menggarisbawahi respons proaktif terhadap kekhawatiran warga DIY terkait meningkatnya peredaran minuman beralkohol dan dampaknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harianjogja.com