Upaya Akselerasi Desa Wisata Wukirsari Alami Kendala Dalam Hal Pendanaan dan Keberadaan Terminal

Upaya Akselerasi Desa Wisata Wukirsari Alami Kendala Dalam Hal Pendanaan dan Keberadaan Terminal

Desa wisata Wukirsari, Imogiri, Bantul-indosatunews.com-

JOGJA, diswayjogja.id - Pemerintah Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul terus melakukan akselerasi usai Desa Wisata Wukirsari ditetapkan sebagai satu dari 55 desa wisata terbaik dunia 2024 oleh UNWTO.

Pasalnya, usai penetapan Desa Wisata Wukirsari oleh UNWTO, banyak wisatawan mulai mengunjungi tempat tersebut. Hanya saja, upaya akselerasi mengalami kendala dalam hal pendanaan dan keberadaan terminal.

“Seperti hari ini, ada kunjungan dari beberapa pihak. Ada dari Kemenparekraf, lalu dari Sidoarjo, dan ada juga kunjungan dari Canada dan Amerika. Untuk itu kami harus melakukan akselerasi agar Desa Wisata Wukirsari ini lebih dikenal dan lebih banyak dikunjungi wisatawan,” kata Lurah Wukirsari Susilo Hapsoro, Senin (18/11/2024).

Menurut dia, saat ini pihaknya akan memaksimalkan sejumlah sarana dan prasarana yang telah ada untuk menyambut para wisatawan.

BACA JUGA : Bangun Energi Baru dalam Harmoni, Gubernur Kyoto Lakukan Kunjungan ke Pura Pakualaman Yogyakarta!

BACA JUGA : Perumusan Inovasi dan Solusi Pengelolaan Bendungan, INACOLD 2024 Jadi Jawaban untuk Sinergi Kuat di Masa Depan

Salah satunya adalah dengan mengoptimalkan bantuan dari Dana Keistimewaan (Danais) DIY. Pada 2024, Susilo menyebut pihaknya telah mendapatkan kuncuran dana sekitar Rp 1,125 miliar untuk pengembangan wilayah dan wisata.

“Di 2024 kemarin kami dapat untuk pengembangan kampung pramuka senilai Rp 500 juta, lalu untuk pengadaan 1 unit suttle wisata dan lima unit skuter listrik sekitar Rp 250 juta. Sisanya untuk kampung berkah. Dan ini sudah dilaksanakan,” imbuhnya.

Pada 2025, Susilo mengaku kembali mengajukan anggaran menggunakan Danais DIY sebesar Rp 5 miliar, untuk pengembangan kampung pramuka, Desa Wisata Wukirsari, kampung berkah dan kampung Mataraman.

Hanya saja, sampai saat ini kata Susilo belum ada kejelasan, terkait berapa besaran anggaran pengajuan yang akan diterima.

“Lalu kami juga akan mengoptimalkan bantuan dari Pemkab Bantul yang akan memberikan anggaran senilai Rp 200 juta untuk peningkatan kapasitas pelaku wisata dalam bentuk pelatihan bahasa Mandarin dan Jepang,” jelasnya.

Ke depan, Susilo juga ingin mengembangkan wilayah tersebut sebagai kampung Inggris. Sebab, saat ini sudah banyak wisatawan yang datang ke Desa Wisata Wukirsari.

Sekretaris Desa Wisata Wukirsari, Ahmad Bahtiar mengungkapkan, saat ini wilayahnya sudah banyak dikenal. Hal ini dibuktikan dengan cukup tingginya kunjungan wisatawan ke desa wisata tersebut.

Pada 2020, Bahtiar menyatakan ada sebanyak 7.000 pengunjung. Lalu 2021, karena adanya pandemi Covid-19, sama sekali tidak ada pengunjung ke Desa Wisata Wukirsari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harianjogja.com