Kasus Demam Berdarah Kian Meningkat, Dinkes Kota Jogja Lakukan Kerja Sama dengan Pusat Kedokteran UGM
Kasus Demam Berdarah di Yogyakarta kian meningkat--Foto by Kompas.com
BACA JUGA : 7 Rekomendasi Kedai Lupis Khas Jogja Paling Diburu, Lokasinya Gampang Ditemui
Kesadaran Masyarakat Harus Ditingkatkan
Endang menyebut kesadaran masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan harus ditingkatkan. Sebab, angka bebas jentik nyamuk di Kota Jogja baru mencapai 80-90 persen.
Bahkan angka ini bisa lebih rendah jika dilihat dari skup kemantren atau kelurahan.
Endang menuturkan angka bebas jentik nyamuk di Kota Jogja ini masih di bawah angka target nasional yang mencapai 95 persen.
Untuk itu, Endang mengatakan Dinkes Kota Jogja gencar melakukan edukasi.
Gencar Lakukan Upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk
Masyarakat diajak untuk kembali gencar melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Ini bisa ditempuh dengan langkah 4M Plus.
BACA JUGA : Terima Kritikan Maskot yang Dinilai Bias Gender, KPU Jogja Pastikan Sudah Libatkan Akademisi dan Perempuan
BACA JUGA : Jalur Trans Jogja ke Malioboro, UGM dan Candi Prambanan, Cek Lengkapnya Disini
Diantaranya adalah mengubur barang bekas yang tidak terpakai dan memanjat talang untuk menghindari terjadinya genangan air.
“Apalagi mulai musim hujan, talang biasanya ada genangan air. Kita bisa manjat, kita lihat itu jangan sampai ada genangan air,” tuturnya.
Di samping itu, masyarakat juga bisa menutup penampungan air agar tak menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk.
Pemakaian obat anti nyamuk serta memelihara tanaman pengusir nyamuk juga bisa menjadi langkah antisipasi penyebaran penyakit DBD.
Endang juga mengajak masyarakat untuk menggunakan abate jika diperlukan. Abate bisa didapatkan secara gratis di puskesmas terdekat.
“Ini jadi kewaspaan kita supaya PSN jadi budaya yang dilakukan bersama-sama karena kalau hanya satu daerah saja yang melakukan, tetap bisa menjadi penularan,” ungkapnya.
Kerja Sama dengan Pusat Kedokteran
Menurut dia, Dinkes Kota Jogja juga melakukan inovasi bekerja sama dengan Pusat Kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui teknologi nyamuk ber-Wolbachia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harianjogja.com