Masuk Siaga Bencana Hidrometeorologi Basah, BPBD Yogyakarta Imbau Masyarakat Harus Siap Segala Kondisi
Yogyakarta masuk siaga bencana Hidrometeorologi basah--
diswayjogja.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan wilayah Jogja sudah memasuki siaga bencana hidrometeorologi basah.
BPBD Yogyakarta mengimbau masyarakat untuk bersiap menghadapi kondisi cuaca ekstrem.
Ketua Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad mengungkapkan, status siaga darurat bencana hidrometeorologi basah tersebut berasal dari Surat Keputusan (SK) Gubernur DIY sejak 24 Oktober 2024.
"Peringatan dini yang dikeluarkan BMKG kita sudah ada SK Gubernur tentang siaga darurat Hidrometeorologi basah meliputi longsor, banjir dan puting beliung. Dari 24 Oktober sampai dengan 23 November nanti dapat diperpanjang mengikuti status dari BMKG," kata Noviar saat ditemui detikJogja di Kantor BPBD DIY, Semaki, Kota Jogja, Kamis (7/11/2024).
Noviar menjelaskan hidrometeorologi basah sendiri sejatinya mirip dengan La Nina atau peningkatan curah hujan. Kondisi ini diperkirakan bakal berlangsung hingga Februari 2025.
BACA JUGA : Ingin Bepergian Gunakan Trans Jogja? Simak Jalur dan Rute Lengkapnya Disini
BACA JUGA : Jadwal Lengkap KRL Solo Jogja dari Stasiun Palur, Jebres dan Solo Balapan, Hari Ini 9 November 2024
"Hidrometeorologi basah itu iya bisa disebut sebagai peralihan dari kemarin kita siaga kekeringan. Hidrometeorologi juga bisa disebut dengan La Nina, kalau kering itu El Nino kalau basah itu La Nina," jelasnya.
"Jadi situasinya bakal dihadapi perkiraan sampai bulan Februari. Di bulan-bulan dekat ini bakal ada cuaca ekstrem seperti hujan, banjir, longsor, angin puting beliung yang berakibat pohon tumbang dan lain sebagainya," ungkap Noviar.
Lebih lanjut, di DIY sudah banyak terjadi bencana hidrometeorologi basah di beberapa wilayah.
Noviar mengatakan untuk ke depannya semua wilayah di DIY memiliki potensi bencana yang sama.
"Kejadian sudah ada sejak 13-14 Oktober, terus kemarin atau dua hari yang lalu sudah ada kejadian juga. Sudah ada korban yang meninggal satu dan sakit di wilayah Bantul," ungkap dia.
"Kalau hidrometeorologi itu semua kabupaten sama saja dan mempunyai potensi bencana. Kalau bicara soal longsor maka yang paling rawan itu Gunungkidul dan Kulon Progo. Terus berbicara soal banjir pasti Kota Jogja dan Sleman karena dilalui dengan sungai-sungai besar. Angin puting beliung biasanya di Sleman timur dan Bantul utara," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harianjogja.com